POLITIK

HANYA SATU PASLON DI KOTA GUNUNGSITOLI, KOLOM KOSONG SELAMATKAN DEMOKRASI.

GUNUNGSITOLI, SUARA INDEPENDENTNEWS.ID

Pada Rapat Konsolidasi Kolom Kosong beberapa pengiat  demokrasi yang juga sebagai aktivis penggiat anti Korupsi  salah satunya Bung Alfons Cahyadi Zebua  menyampaikan bahwa pada Pemilihan Kepala Daerah Gunungsitoli belum mencerminkan sebuah kontestasi karena masih hanya menguntungkan salah satu pihak, yakni  hanya menguntungkan Paslon Tunggal yang didukung oleh gabungan partai politik,  Ini seperti KRISIS PEMERINTAH di Gunungsitoli dan dapat menjadi  berkepanjangan jika tidak dikawal oleh masyarakat.

Pemilihan Calon Walikota itu seharusnya untuk kepentingan rakyat sehingga harus melibatkan masyarakat sebab esensi demokrasi adalah memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk memilih, menerima atau menolak orang yang akan memimpin dan memerintah masyarakat Gunungsitoli. Sabtu (28/11)

Kenyataannya  dalam pemilihan Walikota hanya menunjukkan satu pasangan calon sehingga aspirasi masyarakat Gunungsitoli tidak sejalan karena hak memilih masyarakat dirampas oleh pasangan tunggal. koreksi atas ketidak-adilan atas ketidak adilan, ini harus dilawan oleh masyarakat  karena apabila tidak, akan menimbulkan dinasti jelasnya.

Lebih lanjut ia sampaikan bahwa  ini merupakan keadaan luar biasa dalam Paradigma demokrasi dan sangat Cacat karena bagaimana masyarakat memilih jika calon hanya satu karena menjadikan suatu keterpaksaan saja oleh karena itu adanya Kolom Kosong (KOKO) yang merupakan konsep turunan dari konstitusi dipandang menyelamatkan Demokrasi di Gunungsitoli.

“Untuk menyelamatkan kota Gunung sitoli dari keserakahan Kekuasaan, Tirani dan Oligarki kekuasaan yang didukung oleh gabungan partai politik maka Rakyat Gunung sitoli harus bertekad untuk perubahan yang baik agar di kemudian hari tidak terjadi lagi perampasan hak masyarakat Nias”.

Semua masyarakat Gunungsitoli mengetahui TIRANI ini pintar mengubar janji-janji tetapi tidak mempunyai kemampuan untuk melaksanakan janjinya, atau mungkin dia hanya seorang pendusta, dulu TIRANI ini menjanjikan Pengadaan tanah pemakaman umum TETAPI sampai detik ini sampahpun masih berserakan, kemudian dia menjanjikan bantuan dana bergulir kepada Nelayan sebesar 2 Milyar/Tahun, ditambah lagi Janji Pengelolaan Karet untuk masyarakat TETAPI FAKTANYA ketika TIRANI ini memimpin janji-janji itu tidak terpenuhi DAN PALING MENYEDIHKAN menimbulkan beberapa daerah Terisolasi.

Melihat Janji-janji yang tidak dapat dipenuhinya itu dan fakta yang menyedihkan terisolirnya masyarakat daerah Gunung Sitoli Utara masih saja perwakilan kita yang duduk di kursi DPRD dan Gabungan Partai Politik mendukung penuh Calon Tunggal ini.

Maka pergerakan rakyat dalam serangkaian aktivitas masyarakat untuk mensosialisasikan dan mengedukasi adanya pilihan lain yaitu kolom kosong yang menyelamatkan demokrasi. Perlu diketahui kolom kosong adalah pilihan yang dilindungi oleh undang-undang dan jika kolom kosong menang maka Pemimpin di kota Gunung Sitoli bukan dari Rekomendasi Partai Politik karena Pemimpin akan ditunjuk Langsung oleh Kemendagri yang diangkat sumpahnya atas nama Presiden dan PEJABAT WALIKOTA yang sama kewenangannya dengan Walikota akan menjalankan roda pemerintahan berdasarkan ASAS-ASAS UMUM PEMERINTAHAN YANG BAIK.

Walau tidak mendapat alokasi dana kampanye dari negara sehingga harus menggunakan dana sendiri gerakan Kolom Kosong yang tidak bergambar  semakin menjamur seperti dimusim penghujan karena Pimpinan Gunungsitoli sebenarnya Dari Rakyat, Oleh Rakyat dan Untuk Rakyat ditambah adanya Jaminan Hukum jika Kolom Kosong Menang maka  Pejabat struktural Eselon II pangkat golongan sekurang-kurangnya IV/b yang mempunyai pengalaman di bidang pemerintahan, dengan daftar penilaian pelaksaan pekerjaan baik yang dibuktikan dengan riwayat jabatan akan memimpin kota Gunungsitoli yang kita Cintai.

Walikota Gunungsitoli itu untuk Rakyat bukan untuk kepentingan TIRANI dan Golongannya. Ia juga mengajak agar para masyarakat Gunungsitoli agar datang untuk menggunakan hak pilihnya pada Tempat Pemilihan Suara (TPS)  pada tanggal 9 Desember 2020. Salam Kolom Kosong Gunung Sitoli, ujarnya. (Aa/FL)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button