HUKUM & HAM

Kalapas Gunungsitoli Berharap Ada Alokasi Anggaran Pembangunan.

Bersama Bung Wahyuddin Waruwu,SP & Kalapas IIB Gunungsitoli, Soetopo Barutu,S.Sos.,M.Si (Doc Fariz Indra Larosa/Aa).

Idealnya Lapas Kelas IIB Gunungsitoli ini seluas 15 Hektar.

Gunungsitoli, Suaraindependent.id | Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Gunungsitoli semasa pandemi covid-19 tetap menjalankan kegiatan pembinaan seperti biasa terhadap napi, tapi dengan protokol kesehatan yang ditetapkan Pemerintah.

Adapun kegiatan pembinaan yang dijalankan, antara lain kegiatan keagamaan, pelatihan keterampilan dan bakti sosial. “Dimasa pandemi ini, dengan jumlah Napi sebanyak  278 orang, proses pembinaan tetap berjalan dengan mengedepankan protokol kesehatan sesuai anjuran pemerintah,” ungkap Kalapas Soetopo Barutu, S.Sos. MSi kepada awak media ini, Rabu (8/7) lalu.

Lebih lanjut Soetopo Barutu yang didamping Kepala Seksi Keamanan Ketertiban (Kasi Kamtib) Afreli Ziliwu, SH menyatakan, selain kegiatan keagamaan dan pelatihan ketrrampilan, warga binaan juga melaksanakan kegiatan senam  Maena bersama setiap paginya.

“Perlakuan kepada tahanan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Gunungsitoli tetap sama, tidak ada perbedaan, bagi keluarga yang berkunjung melepaskan kangen rindunnya dengan keluarga telah kita sediakan  3 unit Komputer untuk vidio call untuk berkomunikasi.

Hal itu sesuai Instruksi Menteri Hukum dan Ham dalam rangka pencegahan Covid-19. Sedangkan yang mendapatkan asimilasi warga binaan sebanyak 57 orang untuk mengurangi kepadatannya,” jelas Soetopo.

Harapan Kalapas, Pemerintah dapat mengalokasikan anggaran untuk membangun Lapas baru, karena Lapas yang ada saat ini sudah tidak memadai disamping lokasinya yang berdekatan dengan rumah pernukiman warga.

“Dengan jumlah Napi 278  orang dari kapasitas 181 orang dengan Luas areal lapas kurang lebih 800 meter sudah tidak memadai. Idealnya Lapas Kelas IIB Gunungsitoli ini seluas 15 Hektar. Sehingga kegiatan warga binaan, selain membatik dan pertukangan nantinya bisa dibina untuk pertanian. Kiranya Pak Menteri Yasona Laoli mendengarkan keluhan kita,” ucap Soetopo Barutu. (FL)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button