Seni Dan Budaya

Ketua Sanggar Sowua Angkat Bicara Atas Penampilan Tari Tor-Tor  Pada Kegiatan Launching Desa Wisata

Tarian Yang Ditampilkan Merupakan Tarian Kreasi Nusantara

Ketua Pengurus Sanggar Sowua SMP Negeri 4 Mandrehe Utara, Noverman Waruwu, S.Pd

NIAS BARAT, SUARA INDEPENDENTNEWS.ID

Ketua Pengurus Sanggar Sowua SMP Negeri 4 Mandrehe Utara, Noverman Waruwu, S.Pd., menyampaikan klarifikasi terkait penampilan tari-tarian yang dibawakan oleh Sanggar Sowua pada saat peluncuran (Launching) 16 Desa Wisata Kabupaten Nias Barat, Kamis (12/8) di Puncak Harmoni Somomo yang ramai diperbincangkan oleh pengguna media sosial beberapa hari terakhir.

Noverman Waruwu, S.Pd menjelaskan bahwa Sanggar Sowua merupakan komunitas seni di bawah naungan SMP Negeri 4 Mandrehe Utara yang bertujuan untuk melestarikan dan mengembangkan seni kebudayaan.

Ia juga menjelaskan bahwa sebagai komunitas seni di bawah naungan sekolah, para nggota sanggar dan seluruh peserta didik perlu dibekali dengan pemahaman terhadap keragaman budaya dan Kreasi dari seluruh Nusantara sebagai satu kesatuan NKRI.

Sehubungan dengan Penampilan Sanggar Sowua pada acara launching Desa Wisata di Puncak Harmoni Somomo, Ia menyampaikan klarifikasi agar tidak menimbulkan berbagai asumsi yang kurang tepat di tengah-tengah masyarakat.

Menurut Noverman, tarian yang ditampilkan tersebut merupakan tari kreasi nusantara sebagai implementasi Pelajaran Seni dan Budaya dan ditampilkan pada saat acara hiburan.

“Tarian tersebut merupakan tari kreasi nusantara yang memiliki gerakan dasar dan iringan musik dari berbagai daerah. Kebetulan pada saat itu, yang ditampilkan gerakan tari tor-tor”, jelas Noverman.

Lebih lanjut menjelaskan bahwa tarian kreasi Nusantara dengan gerakan tari tor-tor dimaksud ditampilkan pada saat acara hiburan atau acara bebas, yaitu setelah acara ceremonial selesai.

Tarian tor-tor tersebut ditampilkan sebagai hiburan setelah acara inti. Pada acara inti/ceremonial telah ditampilkan tarian tradisional khas Nias Barat, mulai dari fangowai dan famaola afo (sekapur sirih), ujarnya.

Terkait dengan penampilan taria tor-tor yang ditampilkan oleh sanggar Sowua yang telah mengundang berbagai tanggapan dari masyarakat terutama pengguna media sosial,  pihaknya berharap kiranya perdebatan di media sosial dapat dihentikan agar tidak menimbulkan polemik.

Terima kasih sebesar-besarnya atas perhatian dan saran yang telah disampaikan, sebagai catatan bagi kami Sanggar Sowua untuk menghasilkan dan menampilkan kreasi yang lebih baik ke depannya, dengan harapan bahwa semua asumsi, pendapat dan cara penyampaian yang kurang tepat yang telah berkembang selama ini, kita hentikan sampai disini,  pungkasnya. (Aa Wahyu)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button