Tak Berkategori
Trending

Sosialisasi Citarum Harum, Dansektor 14 : Kita Akan Tutup Perusahaan Yang Buang Limbah Sembarangan

 

 

 

PURWAKRTA|Suaraindependent.id Komandan Sektor (Dansektor) 14 KoloneI infantri Hardian achmadi bersama Jajaran Satgas Citarum Harum Sektor 14 menggelar Sosialisasi Program Citarum Harum TA 2021, Jumat, (26/3/2021), di Kantor aula Desa cilegong, Kecamatan jatiluhur, Kabupaten PURWAKARTA.

Mengenai jumlah Kolam Jaring Apung (KJA) yang berada di waduk Jatiluhur, Hardian menyampaikan sampai saat ini menurut data yang dimiliki ada sekitar 42.500 KJA.”Ini jumlahnya sangat membludak, seharusnya hanya sekitar 11.000 KJA saja kapasitasnya”.

Artinya, ada sekitar 33.000 petak KJA yang harus ditarik. Akan tetapi ini tidak bisa dilakukan secara sepihak, perlu adanya kerjasama dari semua pihak seperti PJT II, KKP, Pemda Purwakarta dan petani.

“Jika kita kurangi maka produksi ikan akan menurun, sementara KJA ini sudah melebihi daya tampungnya. Sehingga limbah dari KJA ini akan mempercepat proses korusi kepada turbin yang ada di PLTA Jatiluhur,” ucapnya.

Pihaknya sudah menyiapkan solusi untuk para petani KJA dengan memakai BIOS 44 supaya KJA tidak menyebabkan limbah, yang nantinya akan disebarkan di waduk Jatiluhur sehingga airnya tidak menimbulkan limbah dan untuk ikan akan lebih sehat.

 

“Belum sadarnya masyarakat mengenai dampak pencemaran yang disebabkan oleh banyaknya jumlah KJA. Selain itu masih ditemukan petani yang memiliki jumlah besar hak kepemilikan KJA diatasnamakan orang lain. belum ada solusi untuk alih profesi,” ujarnya saat pemaparan.

Maka dari itu, perlu adanya kerjasama dengan pemerintah daerah. Karena salah satunya adalah Pemda harus menyiapkan alih profesi dari peralihan para petani KJA, jika belum siap maka tidak akan berhasil.

“Selain itu juga dari dinas lingkungan hidup perlu bekerjasama untuk terus melakukan control sungai Citarum,” paparnya dalam sosialisasi yang diikuti oleh sekitar 50 orang.

Ia juga menjelaskan mengenai persoalan Citarum dari hulu sampai hilir yaitu kotoran manusia 35 ton/hari, kotoran ternak 56 ton/hari, sampah organik dan anorganik 20000 ton/hari 70% tidak terangkat, limbah industri 3.200 lebih industri tekstil 90 % tidak memiliki IPAL.

“Keramba KJA juga menyumbangkan pencemaran, seperti limbah sisa pakan ikan. Ada juga kotoran manusia, limbah rumah tangga,” sambung dia.

Permasalahan lain yang terjadi adalah, lahan yang kritis, Eceng Gondok, limbah domestik, limbah industri. Untuk di sektor 14 sendiri ada sekitar kurang lebih 6 industri tekstil yang harus terus dipantau.

“Jika ada perusahaan yang membuang limbah secara sembarangan maka hal yang pertama adalah dilakukan pembinaan, akan tetapi jika tetap membuang limbah sembarangan maka dengan terpaksa kita akan tutup sementara sampai dengan pengelolaan IPAL nya bagus,” tegas Kol. Inf. Hardian Ahmadi.

“Kita bersama-sama mengembalikan sungai Citarum agar normal kembali dan baku mutu air bisa bagus sehingga bisa dimanfaatkan oleh masyarakat,

Sungai Citarum sendiri memiliki panjang aliran 297 Km mulai dari hulu Situ Cisanti hingga hilirnya di Muara Gembong-Bekasi.”

“Seperti kita ketahui, sebanyak 35 juta orang hidupnya bergantung kepada Sungai Citarum, Bahkan 80 lpersen penduduk DKI Jakarta mengonsumsi air dari Sungai Citarum pungkasnya.(pul)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button