HUKUM & HAMPeristiwaTak Berkategori

Tak Gentar Dipolisikan, Kordum Solina Siap Layani Tantangan DPRD Kab Solok

Arisvan Bachtiar, Kapan lagi rakyat badarai bisa dilaporkan oleh dewan terhormat mereka sendiri”

Dilaporkan ke Polda Sumbar, buntut dari aksi demontrasi yang digelar oleh aliansi SOLINA di depan komplek perkantoran Bupati Solok pada Kamis 28 Desember 2023,

Sabtu, 30 Desember 2023

Kab Solok, Suaraindependent.idImbas dari aksi demontrasi yang digelar oleh sekumpulan masyarakat dari Aliansi Solidaritas Lintas Nagari (Solina) pada Kamis tanggal 28 Desember 2023, sejumlah anggota dan Pimpinan DPRD Kabupaten Solok membuat laporan ke Polda Sumbar terkait pencemaran nama baik lembaga serta anggota DPRD Kabupaten Solok.

Laporan tersebut tertuju kepada Arisvan Bachtiar selaku Koordinator Umum (Kordum) Solidaritas Lintas Nagari (Solina) yang melakukan demonstrasi ke Kantor DPRD Kabupaten Solok Kamis kemarin.

Arisvan Bachtiar mengaku siap menghadapi laporan Ketua DPRD Kabupaten Solok Dodi Hendra dan beberapa ketua fraksi DPRD Kabupaten Solok lainnya ke Polda Sumbar,

Menurutnya, isi dari laporan tersebut adalah terkait dengan kata-kata: “DPRD Maling Uang Rakyat Secara Berjamaah,” Arisvan mengungkapkan, maling uang rakyat tersebut merupakan bukti sebuah degradasi mental wakil rakyat di Kabupaten Solok.

Saya siap menghadapi laporan mereka, kapan lagi rakyat badarai bisa dilaporkan oleh dewan terhormat mereka sendiri. Karena mengambil hak rakyat itu adalah kesalahan besar. Apa yang dilakukan oleh anggota DPRD Kabupaten Solok itu merupakan gambaran degradasi mental mereka sebagai wakil rakyat. Orang-orang yang dipilih oleh rakyat dan digaji mahal oleh negara ini seakan anti kritik tidak berkeruncingan,” ungkapnya.

Arisvan juga mengatakan, yang dia teriakkan dalam aksi pada Kamis (28/12/2023) lalu itu adalah kesalahan yang telah dilakukan DPRD Kabupaten Solok. Menurutnya, meski beberapa orang Anggota DPRD Kabupaten Solok tidak terlibat, tetapi menurutnya, secara keseluruhan ada 90 persen lebih yang ketahuan ada temuan, sehingga harus memulangkan uang negara

Parahnya lagi, sampai pada hari aksi kemaren, masih ada 2 orang lagi yang belum selesai membayar.

Bayangkan, jika kelakuan mereka tidak ketahuan, maka Rp. 5,7 miliar uang rakyat temuan di DPRD Kabupaten Solok bisa raib begitu saja. Itu bukan jumlah yang kecil. Jika di salurkan untuk bantuan bedah rumah, Rp 20 juta saja untuk satu rumah, bisa dibayangkan berapa rumah tidak layak huni bisa dibangunkan untuk masyarakat di Kabupaten Solok. Tapi ternyata hanya mereka habiskan untuk jalan-jalan dengan embel-embel perjalanan dinas

Seperti halnya temuan BPK, pemulangan itu diduga akibat dari mark up biaya kamar hotel dan perjalan fiktif. Jika kejadiannya seperti itu, berarti jelas disengaja, bukan kesalahan administrasi saja. Dan kejadiannya sudah berulang kali, imbuhnya.

Arisvan mengatakan, gerakan politik yang dilakukan DPRD sekarang hanya pengalihan isu untuk menutupi kekurangan mereka selama menjabat. Menurutnya, dengan Rp16 miliar uang perjalan dinas pertahun, ditambah pendapatan tetap mendekati 30 juta perbulan, masyarakat belum bisa melihat kinerja mereka yang bisa membawa kemaslahatan bagi rakyat Kabupaten Solok

Malahan, saat bencana merekapun tidak terlihat hadir. Sepertinya, menjadi anggota DPRD hanya semacam mencari pekerjaan bagi pengangguran. Tapi, kalau mengambil uang negara dengan cara mark up dan fiktif itu apa namanya”

Ibaratnya, ambil punya orang, ketahuan, terus dikembalikan. Kejadiannya berulang lagi. Kalau tidak ketahuan pasti hilang begitu saja kan. Terus apa bedanya dengan maling?

Kemudian, sekarang ada masyarakat mempertanyakan orang yang mereka pilih sendiri sebagai wakil di DPRD, mengapa mereka mesti maling, padahal mereka sudah digaji besar oleh negara

Tapi ternyata mereka jadi lupa diri dari mana asalnya, siapa yang memilih, mereka digaji dengan apa. Mereka sekarang anti kritik. Mereka terlihat begitu pongah, dan malah laporkan rakyatnya sendiri. Kurang parah apa lagi coba?, ucap Arisvan

Ia juga menyampaikan kepada seluruh masyarakat Kabupaten Solok, supaya hati-hati memilih wakil rakyat untuk ke depannya, jangan pilih yang mentalnya rusak, jangan pilih yang kerjanya jalan-jalan saja. Pilih pemimpin yang baik, jangan tertipu penampilan, tapi kelakuannya preman. Kelihatan pintar, tapi suka membodohi. Kita mesti haramkan memilih orang-orang seperti itu lagi. Yang di otaknya cuma ada siasat ‘maling’ uang negara, pungkasnya. (Billy@nsi-id)

Sumber; patronnews.co.id

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button