Tak Berkategori

MOI DAN PWI BERGANDENGAN GELAR UKW MENUJU DEWAN PERS

Jakarta, newssuaraindependent.id
Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Media Online Indonesia (MOI) melakukan sowan ke Dewan Pers di kawasan Kebun Sirih, Jakarta Pusat, siang kemarin, 5/6. Rombongan diterima oleh Maria Suci, staf sekretariat Dewan Pers bagian Hubungan Antar Lembaga.

“Wah maaf, pak Hasan Rais ada pertemuan mendadak” uja Maria Suci kepada tim DPP MOI, menyebut keperluannya apa?

“Apa MOI, organisasi pers?” tanyanya kepada DPP yang langsung diawaki oleh Rudi Sembiring saat sowan ke Dewan Pers.

Rudi, demikian panggilan akrabnya, meng-iya-kan. Cuma kedatangan MOI bukan ingin mendaftar, tapi sekadar ingin berdialog, walau ujungnya nanti MOI menjadi konsituen Dewan Pers.

“Kami ingin bertanya surat kami April lalu untuk beraudiensi belum ada jawaban,” jelas Rudi.

Dia mengingatkan saat April lalu, kesibukan Dewan Pers begitu padat, sehingga belum bisa menetapkan jadual pertemuan.

“Atau, kita susul surat baru lagi,” jelas Rudi kepada Suci, yang langsung mengusulkan surat yang baru saja.

“Nanti, dalam surat yang baru, tolong dicantumkan kontak person yang bisa dihubungi, biar komunikasinya lancar,” tutur Suci.

Semua pengurus DPP menyetujui, sekaligus sepakat menunjuk Chandra Manggih sebagai contak person.

Dalam dialog tersebut, A. Nazaro mengungkapkan kegalauannya soal eksitensi organisasi pers yang diakui dan tidak diakui Dewan Pers memiliki dampak cukup besar.

Dia menyebut, media online yang dikelolanya, Bidikonline, terpaksa diblacklist oleh Humas Pemda karena berafiliasi pada MOI yang belum terdaftar di Dewan Pers

“Padahal, Bidikonline sudah terdaftar dan terverifikasi oleh Dewan Pers. Cuma, karena MOI, Humas menolak yang berpegangan pada versi Dewan Pers,” tutur A. Nazara yang mengaku sudah mengikuti UKW dengan status Utama.

Suci mencoba meluruskan pemberitaan tersebut. Ia menyakini policy Dewan Pers tidak seperti itu. “Saya pikir, siapapun saat ini boleh mendirikan pers, karena tidak ada lagi soal SIUPP,” ujarnya.

Suci menyarankan, lebih baik media itu tercatat dan tergabung di Dewan Pers, sehingga ada perlindungan hukum.

Saran Suci itu ditanggapi positif. “Karena itu, kami kemari untuk sowan dan melapor,” ujar Rudi, seraya meminta dijadualkan kembali audiensi MOI ke Dewan Pers.

“Oh, itu pasti pak. Nanti kita jadualkan ulang,” jelas Suci, mengakhiri audiensi sore itu.

Demi menjadi konsituen Dewan Pers, MOI juga akan menggandeng PWI Jaya untuk menggelar Uji Kompetensi Wartawan (UKW) pada Nopember sebelum atau sesudah Rakernas. UKW ini akan diikuti oleh seluruh wartawan yang tergabung di MOI.

“Kita akan adakan UKW,” tegas Rudi, menyebut tiga wartawan senior MOI sebagai koordinator, yaitu Joseph Hutabarat dari media online Ambisi, Joko Waluyo dari Poskota.co dan Terbit.com, A. Nazaro dari bidik online Riau serta Hendra Usmaya dari Amunisinews.

“Pak Joseph status muda, sedang Pak Joko,Pak Nazaro dan pak Hendra statusnya Utama,” jelas Rudi, menyebut Joko alumnus dari Pos Kota Grup.

“UKW ini bisa diikuti sekitar 30 peserta,” tandas Yoseph yang langsung melakukan kontak dengan PWI Jaya

Menurut
Joseph, bagi yang berminat bisa mendaftarkan diri dengan mengirikan KTP dan Id card media masing-masing melalui sekretariat MOI.

Rudi berharap dengan terselenggaranya UKW yang dilakukan MOI dengan bersinergi PWI Jaya makin memuluskan adminitrasi MOI menjadi konsituen Dewan Pers.

“Apalagi di Rakernas, akan dilantik semua DPW di Surabaya. Jadi semua DPW agar melengkapi administrasinya,” pinta Rudi berkali-kali. ([email protected])

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button