KESEHATAN

Pemkab Nias Barat Laksanakan Rembuk Stunting Tahun 2021

NIAS BARAT, SUARA INDEPENDENTNEWS.ID

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Nias Barat dalam hal ini yang mewakili Bupati Nias Barat adalah  Asisten II pimpin Rapat Tim Koordinasi Program Percepatan Penurunan Stunting pada Persiapan Rembuk Stunting Kabupaten Nias Barat Tahun 2021, bertempat di Ruang Afo – Bappeda, Onolimbu, Kabupaten Nias Barat. Jumat (23/07/2021).

Dalam arahan dan bimbingannya, Bupati Nias Barat dalam hal ini diwakili oleh Asisten II Yupiter Hia, S.IP., MM., menyampaikan bahwa, tingkat prevalensi stunting yang masih tinggi perlu segera kita atasi bersama. Baik dari Dinas Kesehatan yang memegang peranan penting dalam upaya percepatan pencegahan stunting, utamanya terkait dengan berbagai intervensi gizi spesifik, maupun Perangkat Daerah lain yang memilik peranan yang sama pentingnya dengan Dinas Kesehatan.

Terkait hal ini, saya minta intervensi tidak hanya dilakukan oleh sektor kesehatan saja tetapi juga dilaksanakaan oleh sektor lain karena tingkat keberhasilan program ini sangat dipengaruhi sektor non kesehatan dengan proporsi dukungan mencapai 70 persen. Dukungan tersebut diantaranya melalui pembangunan sanitasi, air bersih, penyediaan pangan yang aman dan bergizi dan utamanya adalah pemahaman secara baik serta kepedulian masing-masing individu dalam upaya penanggulangan stunting.

Disisi lain masalah gizi tetap harus menjadi prioritas yang tidak boleh kita abaikan. Pemerintah Daerah tetap berkewajiban untuk menjamin kecukupan gizi masyarakat. Oleh karenanya, saya minta kepada seluruh Perangkat Daerah untuk melakukan inovasi-inovasi dalam kondisi pandemi ini agar upaya pemenuhan gizi bagi masyarakat dapat tercapai, terutama bagi mereka yang rentan seperti ibu hamil dan anak balita dengan tetap menerapkan secara ketat protokol kesehatan.

Pemaparan materi dari Dinas Kesehatan, oleh Sekretaris Dinas Kesehatan Benediktus F. Daeli, SKM., menyampaika bahwa, Stunting atau kerdil adalah kondisi gagal tumbuh pada anak berusia di bawah lima tahun (balita) yang diakibatkan kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang terutama pada periode 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yaitu dari janin hingga anak berusia 23 bulan.

Dampak dari stunting, balita yang mengalami stunting akan memiliki tingkat kecerdasan tidak maksimal, menjadikan anak menjadi lebih rentan terhadap penyakit dan dimasa depan dapat berisiko pada menurunnya tingkat produktivitas, berbagai upaya pencegahan terhadap stunting, terlebih pada:

  • Ibu Hamil dan Bersalin: Intervensi pada 1.000 hari pertama kehidupan; Mengupayakan jaminan mutu ante natal care (ANC) terpadu; Meningkatkan persalinan di fasilitas kesehatan; Menyelenggarakan program pemberian makanan tinggi kalori, protein, dan mikronutrien (TKPM); Deteksi dini penyakit (menular dan tidak menular); Pemberantasan kecacingan; Meningkatkan transformasi Kartu Menuju Sehat (KMS) ke dalam Buku KIA; Menyelenggarakan konseling Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan ASI eksklusif; dan Penyuluhan dan pelayanan KB.
  • Balita: Pemantauan pertumbuhan balita; Menyelenggarakan kegiatan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) untuk balita; Menyelenggarakan stimulasi dini perkembangan anak; dan Memberikan pelayanan kesehatan yang optimal.

Pelaksanaan kegiatan turut dihadiri Bupati Nias Barat dalam hal ini diwakili oleh Asisten II, Kepala Perangkat Daerah, Kepala Bagian, TA P2MD, Ketua TP. PKK Kabupaten Nias Barat dan Tim Koordinasi Program Percepatan Penurunan Stunting Kabupaten Nias Barat Tahun 2021. (AA Wahyu)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button