Tak Berkategori

Saat Bendera Kebangsaan Merah Putih Tak Lagi Punya Arti

Cirebon, newssuaraindependent.id_
Sebagai bentuk duka mendalam atas perginya negarawan dan “manusia jenius, BJ Habibie, mengibarkan bendera setengah tiang.

Seruan dari Mensesneg itu, di kantor pemerintah dan masyarakat mengibarkan bendera merah putih setengah tiang.

Namun kenyataannya, seruan itu tidak digubris berbagai pihak. Satu contoh, sebuah gedung sekolah in tanpa mengibarkan bendera merah putih sebagai penghormatan wafat nya mantan presiden RI ke 3, Kkamis, 12/9.

Sekolah itu sebuah SDN Cirebon, tepatnya di jam 09.00, saat dipergoki oleh anggota team Lembaga Aliansi In donesia.

Tim LAI, yang kebetulan menyambangi SDN itu karena sebuah keperluan. Namun dia bergegas balik, lantaran tiang bendera tanpa mengibarkan bendera setengah tiang.

Dari kendaraan, tim LAI akhirnya bergegas turun, menuju sekolah itu.Lantas menegur salah satu dari pegawai sekolah SD tersebut, menanyakan apakah Kepala Sekolah ada? Seakan para pegawai menutupi pimpinan nya tidak berada di tempat.

Namun salah satu team merasa penasaran dan bertanya kepada pegawai sekolah apakah ada pimpinan lain yang dapat bertanggung jawab selain kepala sekolah saat tidak berada di tempat?

Pegawai hanya terdiam tak mampu menjawab. Lalu team meminta masuk di ruangan guru sekolah tersebut dan bertanya.

Tiba-tiba ada Kepsek yang mengaku bernama Kusnadi. Wajahnya tampak tidak bersahabat menemui team. Dengan gagahnya dia menyebutkan tempat kelahirannya di salah satu wilayah yang cukup disegani.

Team LAI tidak terkejut sama sekali. Bahkan saling bertatapan mata, dan Kepsek mempersilahkan team untuk duduk. Tapi sikapnya tetap sombong dan Arogan. Dia beralasan tiang bendera tertutup pohon yang rindang.

Bahkan Kepsek beralasan cukup bendera di belakang saja.
Team bertanya kepada Kepsek, apakah ruang ini menghadap ke depan dan berada di pinggir persis jalan raya.Sedang tiang bendera persis di sisi pagar gedung dekat jalan raya.

Saat berbincang-bincang, team dikenal kan oleh dua kepala sekolah wanita. Ternyata, satu lokasi mempunyai 3 kepala sekolah masing-masing gedung.

Kepsek Kusnadi meminta amplop kepada salah satu pegawainya untuk memberikan kepada team. Katanya, ganti ongkos. Namun Team menolak upaya penyuapan aparatur Negara .

Di dalam UU No 24 tahun 2009, pasal 12 menyebutkan bendera sebagai tanda perdamaian, tanda berkabung dan atau penutup peti mati atau usungan jenasah.

Namun kenyataannya, seruan itu tidak digubris berbagai pihak. Satu contoh, sebuah gedung sekolah tanpa mengibarkan bendera merah putih sebagai penghormatan wafat nya mantan presiden RI ke 3, Kamis, 12/9.

Sekolah itu sebuah SDN Cirebon, tepatnya dijam 09.00, saat dipergoki oleh anggota team Lembaga Aliansi Indonesia.

Tim LAI, yang kebetulan menyambangi SDN itu karena sebuah keperluan. Namun dia bergegas balik, lantaran tiang bendera tanpa mengibarkan bendera setengah tiang.

Dari kendaraan, tim LAI akhirnya bergegas turun, menuju sekolah itu. Lantas menegur salah satu dari pegawai sekolah SD tersebut, menanyakan apakah Kepala Sekolah ada? Seakan para pegawai menutupi pimpinan nya tidak berada di tempat.

Namun salah satu team merasa penasaran dan bertanya kepada pegawai sekolah apakah ada pimpinan lain yang dapat bertanggung jawab selain kepala sekolah saat tidak berada di tempat?

Pegawai hanya terdiam tak mampu menjawab. Lalu team meminta masuk di ruangan guru sekolah tersebut dan bertanya.

Tiba-tiba ada Kepsek yang mengaku bernama Kusnadi. Wajahnya tampak tidak bersahabat menemui team. Dengan gagahnya dia menyebutkan tempat kelahirannya di salah satu wilayah yang cukup disegani.

Team LAI tidak terkejut sama sekali. Bahkan saling bertatapan mata, dan Kepsek mempersilahkan team untuk duduk. Tapi sikapnya tetap sombong dan Arogan. Dia beralasan tiang bendera tertutup pohon yang rindang.

Bahkan Kepsek beralasan cukup bendera di belakang saja.
Team bertanya kepada Kepsek, apakah ruang ini menghadap ke depan dan berada di pinggir persis jalan raya.Sedang tiang bendera persis di sisi pagar gedung dekat jalan raya.

Saat berbincang-bincang, team dikenal kan oleh dua kepala sekolah wanita. Ternyata, satu lokasi mempunyai 3 kepala sekolah masing-masing gedung.

Kepsek Kusnadi meminta amplop kepada salah satu pegawainya untuk memberikan kepada team. Katanya, ganti ongkos. Namun Team menolak upaya penyuapan aparatur Negara . (team@LAI)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button