SOSIAL

Tuan Rumah G20 Dan Fenomena Tumpukan Sampah Kayu Di Bali

BALI, suaraindependentnews.id – Sebentar lagi Indonesia menjadi puncak perhatian dunia sebagai tuan rumah penyelenggaraan G20 khusus provinsi Bali, dan Iklim Cuaca dan lingkungan hidup menjadi salah satu tema khusus yang diangkat dalam pertemuan para pemimpin dunia di G20.

Dan saat yang bersamaan Presiden Jokowi juga sedang fokus Terkait Lingkungan dan Menanam Mangrove di Bali. Ayo Kita bersama – sama menyukseskan acara G20 sebagai tuan rumah yang baik dan ikut menjaga lingkungan, menanam mangrove dan tidak menebang pohon serta menjaga lingkungan hidup yang bersih dan sehat dengan Mengolah serta mendaur ulang Sampah dengan baik dan benar.

Saat agenda puncak penyelenggaraan G20 ini di Bali juga sedang terjadi fenomena alam dan fenomena iklim cuaca yang biasa terjadi setiap tahunnya yaitu “SIKLUS ANGIN BARAT”, fenomena alam ini rutin setiap tahun yang berdampak di sepanjang pantai wilayah barat dari kabupaten Badung Bali khususnya di wilayah sepanjang 16 km.

Dari Titik ujung pantai utara mulai dari Pantai cimagi menuju pantai rerenan, brawo, batu bolong, batu kelik, batu tengah, seminyak, legian, kuta, kelan, kedonganan dan jimbaran untuk ujung pantai selatannya, ujar I Made Gede Dwipaya selaku koordinator diteksi dan evakuasi Sampah laut dinas kebersihan dan lingkungan hidup Kabupaten Badung – Bali.

Saat diwawancara oleh awak media dari komunitas Teras Anggur Warung Ngopi Jurnalis dan Perkumpulan Pemimpin Redaksi Independen (PPRI) Indonesia, I Made Gede Dwipayana mengungkapkan bahwa fenomena alam dan fenomena Iklim siklus Angin barat ini mengakibatkan terjadi adanya tumpukan sampah yang terbawa arus dan hal tersebut rutin terjadi setiap tahunnya biasanya terjadi mulai pada bulan Oktober sampai dengan bulan April selama 6 bulan rutin pada tiap tahunnya.

Untuk mengantisipasi hal tersebut kami dari dinas Kebersihan dan lingkungan hidup menyediakan +/- 400 SDM ditambah lagi bersama SDM dari masyarakat bali khususnya aktivis lingkungan bersama – sama bergotong royong menangani dampak tumpukan sampah yan ada dan terbawa arus hingga bibir pantai wilayah barat Badung bali tersebut.

Tumpukan sampah terdiri dari sebagian besarnya hampir 80% adalah sampah organik berupa ranting, kayu, batang – batang pohon dan organik lainnya, sisanya adalah 10% sampah plastik dan 10% lagi beraneka sampah lainnya. Sesuai tupoksi ditunjang dengan peralatan dan perlengkapan yang sudah disediakan lengkap oleh dinas Kebersihan dan lingkungan hidup.

Kami bersama +/- 400 anggota / SDM dari team koordinator diteksi & evaluasi sampah laut dinas Kebersihan dan lingkungan hidup bekerja bersama – sama menangani tumpukan sampah tersebut dengan sigap, tepat dan cepat membersihkan seluruh dampak tumpukan sampah yang terjadi.

Selain SDM yang sudah profesional dan terlatih dinas Kebersihan & lingkungan hidup kabupaten Badung bali menyediakan fasilitas peralatan dan perlengkapan yang cukup lengkap.

Aktivis lingkungan hidup yang sekaligus ketua pengelola TPS3R Desa Adat Seminyak – I Komang Ruditha Hartawan dan Suryandi perwakilan dari Yayasan Dalang Daur Ulang Sinergi Indonesia yang turut ikut serta bekerja sama menangani dalam pembersihan tumpukan sampah yang terjadi sepanjang pantai tersebut di atas, membenarkan dan menguatkan pernyataan dari I Made Gede Dwipayana.

I Komang Ruditha Hartawan bahkan menambahkan bahwa awal pertama terjadi siklus angin barat tahun ini terasa dampaknya pada tanggal 6 Oktober 2022 yaitu terdampar banyaknya tumpukan sampah kayu dibibir pantai sudah mulai terlihat jelas.

Tapi banyak media massa salah mengabarkannya dengan informasi banyak sampah plastik, melihat kenyataan dilapangan sesuai yang disampaikan I Made Gede Dwipaya, yang paling banyak adalah sampah ranting barang kayu kecil sampai glondongan berupa pohon tumbang atau mungkin sisa pohon yang ditebang oleh orang yang tidak bertanggung jawab, ulas Suryandi dan I Komang Ruditha Hartawan.

I Komang Ruditha Hartawan dan Suryandi lebih menekankan bahwa masalah utama dari sampah bukan pada sampahnya tapi pada karakter dan perilaku kita sebagai manusia, sekali lagi bukan sampahnya.

Kita semua manusia yang merupakan produsen penghasil sampah dan limbah itu sendiri. Mulai awal kehidupan dari lahir sampai nanti mati sebagai manusia, ya kita semua produsen penghasil sampah dan limbah itu. Nah daripada itu maka karakter dan perilaku kita harus lebih baik, lebih peduli dan lebih mau mengelola daur ulang Sampah yang kita sendiri hasilkan, jangan dibuang sembarang.

Saya mengajak semua stake holder untuk mampir melihat, belajar dan ikut bersama – sama kami di TPS3R maupun di Yayasan Dalang Daur Ulang Sinergi Indonesia, Yuk kita bersama olah dan daur ulang sampah kita mulai dari rumah. Rekan – rekan masyarakat Indonesia khususnya masyarakat provinsi Bali.

Ayo mampir lihat dan belajar bersama – sama kami para pengelola TPS3R desa adat seminyak dan Yayasan Dalang Daur Ulang Sinergi Indonesia, kami bersyukur sekali sudah dapat mengelola dan mendaur ulang sampah tanpa residu bila adapun mungkin cuma 2 – 5 persen saja.

TPS3R desa Adat seminyak sudah tidak lagi mengirim atau membuang sampah kami ke TPA, bahkan kami bersama Yayasan Dalang Daur Ulang Sinergi Indonesia sudah berkomitmen mengolah sampah dan mendaur ulang sampah menjadi produk – produk unggulan yang bernilai ekonomi tinggi hingga tidak lagi ada TPA (Tempat Pembuang Akhir) untuk sampah kita.

Kami TPS3R desa adat seminyak bersyukur telah dipertemukan dan dapat bekerjasama dengan Suryandi dan teamnya dari Yayasan Dalang Daur Ulang Sinergi Indonesia hingga kami dapat mengelola dan mendaur ulang beraneka sampah menjadi produk energi.

Dan yang terbarukan berupa pupuk organik dan produk – produk kreatif yang bernilai ekonomi yang bersama masyarakat sekitar desa adat seminyak dijadikan produk – produk UKM yang beraneka ragam seperti papan, balik, furniture bangku , meja, pot untuk aneka tanaman dan Karya Seni serta lainnya, dimana semua produk – produk ulang tersebut akan kami pamerkan dalam acara “BHINEKA PANTAI JERMAN CULTURE FESTIVAL KUTA BALI PANTAI SEMINYAK”.

Rencananya kegiatan tersebut akan diselenggarakan mulai tanggal 18 sampai dengan 27 November 2022 dengan tema jadikan Pantai Jerman sebagai Pantai Budaya dan Pantai Recycle Plastik Redisu, tutup Suryandi dan I Komang Ruditha Hartawan sambil mengajak awak media melihat kegiatan di TPS3R desa adat seminyak. ([email protected]).

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button