HARI BURUH

Partai Buruh Dan Organisasi Serikat Buruh, Puluhan Ribu Buruh Gelar Aksi May Day Menyuarakan 6 Tuntutan

JAKARTA, suaraindependentnews.id – Sebanyak 50 ribu buruh menghadiri peringatan Hari Buruh Internasional atau May Day di depan Istana Negara dan Gedung Mahkamah Konstitusi pada hari Senin, 1 Mei 2023, Demikian disampaikan Presiden Partai Buruh yang juga Presiden KSPI Said Iqbal.

Selain menggelar aksi di depan Istana Negara dan Gedung Mahkamah Konstitusi, peringatan
May Day itu juga akan dilakukan serentak di berbagai kota di seluruh Indonesia. Khusus di Jakarta, setelah melakukan aksi di Istana dan MK, buruh akan mengikuti May Day Fiesta di Istora Senayan.

Said Iqbal menyampaikan, dalam aksi ini ada 6 tuntutan. Keenam tuntutan tersebut adalah Cabut Omnibus Law UU No 6 Tahun 2023 tentang Cipta Kerja; Cabut Parliamentary Threshold 4 % dan Presidential Threshold 20%; Reforma Agraria dan Kedaulatan Pangan
(Anti Impor); Sahkan RUU PPRT dan tolak HOSTUM (Hapus OutSoucing, Tolak Upah
Murah); Tolak RUU Kesehatan; dan Pilih Capres 2024 yang Pro Buruh dan Kelas Pekerja.

Pertama, Cabut Omnibus Law UU No 6 Tahun 2023 tentang Cipta Kerja.

Said Iqbal menjelaskan, terkait dengan buruh, ada 9 isu yang dipersoalkan dalam UU Cipta Kerja. Kesembilan isu tersebut, meliputi upah murah. Di mana upah minimum tidak dirundingkan dengan serikat buruh, dan adanya ketentuan mengenai indeks tertentu yang
membuat kenaikan upah lebih rendah.
Kedua, mengenai outsourcing seumur hidup untuk semua jenis pekerjaan (perbudakan modern/modern slavery). Memang diatur mengenai pembatasan mana saja yang boleh di outsourcing, tetapi akan diatur di dalam Peraturan Pemerintah, “Ini artinya, Pemerintah telah memposisikan diri menjadi agen outsourcing,” katanya kepada awak media.

Hal lain yang dipermasalahkan adalah buruh dikontrak terus-menerus tanpa periode, pesangon rendah, PHK dipermudah, istirahat panjang 2 bulan dihapus, buruh perempuan yang mengambil cuti haid dan melahirkan tidak ada kepastian mendapatkan upah, buruh yang bekerja 5 hari dalam seminggu hak cuti 2 harinya dihapus, jam kerja buruh menjadi 12 jam sehari karena boleh lembur 4 jam per hari sehingga tingkat kelelahan dan kematian buruh akan meningkat, “Isu selanjutnya di klaster ketenagakerjaan adalah buruh kasar tenaga kerja asing mudah
masuk, dan adanya sanksi pidana yang dihapus”, papar Said Iqbal.

Sedangkan untuk petani, yang dipersoalkan adalah terkait dengan keberadaan bank tanah yang memudahkan korporasi merampas tanah rakyat. Hal lain yang dipersoalkan adalah diperbolehkannya importir melakukan impor beras, daging, garam, dan lain-lain saat panen raya. Serta dihapusnya sanksi pidana bagi importir yang mengimpor saat panen raya.

Kedua, Cabut Parliamentary Threshold 4% dan Presidential Threshold 20%
Parliamentary threshold dan presidential threshold, ujar Said Iqbal, menghidupkan kembali demokrasi terpimpin dan mempertahankan oligarki partai politik.
“Dalam simulasi, bilamana partai politik dalam Pemilu 2024 mendapatkan 30-40 kursi di DPR RI, maka ada kemungkinan tidak lolos parliamentary threshold. Karena meskipun mendapatkan 30-40 kursi DPR RI, tetapi bisa saja suara yang didapat di bawah 4% suara sah nasional”, kata Said Iqbal.

“Bayangkan sebuah partai politik yang memenangkan Pemilu 2024 dengan 40 kursi tidak bisa duduk di Senayan hanya karena perolehan suaranya kurang dari 4% sah nasional 2024”, tegasnya.

Dia melanjutkan, dengan demikian 40 kursi partai politik tersebut dibajak oleh parpol yang ada di parlemen. Oleh karena itu, Partai Buruh meminta parliamentary threshold 4% dicabut atau parliamentary threshold juga dimaknai 4% dari jumlah kursi di DPR RI, yang besarnya
adalah 4% x 580, yaitu 23-an kursi.

Ketiga, Wujudkan Reforma Agraria dan Kedaulatan Pangan Partai Buruh menolak ketahanan pangan, karena di sana tidak ada kedaulatan pangan. Seperti terlihat program food estate di Kalimatan Tengah dan Papua, telah terbukti gagal. Impor
pangan masih berlangsung. “Kedaulatan Pangan yang kami maksud seperti yang dikembangkan Serikat Petani Indonesia
(SPI) sebagai bagian dari Partai Buruh”, tutur Said Iqbal.

Di mana beberapa waktu lalu Presiden Jokowi datang ke Tuban untuk meninjau langsung apa yang dijalankan SPI.
“Setiap petani punya 3-5 ekor sapi. Kotoran sapi itu menjadi humus atau pupuk untuk tanaman padi. Tidak mengandalkan pestisida”, kata Said Iqbal.

Sehingga daging ada,
ketahanan beras pun tercipta.
Partai Buruh juga mendesak diberlakukan land reform. “Terima kasih pembangian sertifikat yang dilakukan Presiden Jokowi. Tapi lebih dari itu. Balikin tanah rakyat,”tegasnya.

Said Iqbal menyebut jika Oxfam pernah merilis, kira-kira tanah seluas sepetiga dari pulau Jawa dikuasai sepuluh taipan. Sedangkan pada saat yang sama, banyak orang tidak punya rumah, petani tidak punya sawah, “Kembalikan tanah rakyat. Tanah untuk petani”, ujarnya.

Keempat, Sahkan RUU PPRT dan Tolak HOSTUM Isu lain yang juga akan disuarakan dalam May Day adalah mendesak agar RUU PPRT yang sudah 18 tahun belum juga disahkan segera disahkan.

Menurut Said Iqbal, RUU PPRT diperlukan untuk memberikan perlindungan dan kepastian hukum kepada pekerja rumah tangga. Di mana mereka hingga saat ini tidak memiliki kepastian terkait jam kerja, upah, dan jaminan sosialnya, “Mengapa RUU PPRT yang diharapkan untuk segera disahkan tak kunjung disahkan, padahal sudah 18 tahun. Tetapi giliran UU Cipta Kerja yang ditolak kaum buruh dengan cepat segera disahkan? DPR ini mewakili siapa sebenarnya?”, tegas Said Iqbal.

Buruh juga akan mendeklarasika penolakan terhadap HOSTUM (Hapus OutSoucing, Tolak Upah Murah). Hal ini, karena, oustsourcing adalah sistem kerja seperti layaknya perbudakan modern. Sedangkan upah murah menyebabkan kemiskinan terstruktur dan sistematis

Kelima, Tolak RUU Kesehatan
Dijelaskan Said Iqbal, penolakan RUU Kesehatan didasari oleh dua hal. Pertama menjamin kredibilitas para dokter dibandingkan pemerintah dan masalah pengaturan pengelolaan dana BPJS Kesehatan oleh Kementerian Kesehatan, “Harus dikontrol oleh IDI (Ikatan Dokter Indonesia) dan council kedokteran, karena kalau dikontrol birokrat itu gudangnya korupsi, kita tahu mental birokrat kita bagaimana, makanya organisasi profesi tidak main-main untuk memberikan izin praktek, pemerintah tidak usah ikut campur, biar tenaga ahlinya”, ujar Said Iqbal.

Said Iqbal menjelaskan, pihaknya juga menolak rencana pengelola dana BPJS Kesehatan yang akan diserahkan kepada Kemenkes melalui RUU Kesehatan tersebut. Karena dana tersebut bukan murni APBN yang bisa dikelola oleh setingkat menteri namun ada dana iuran
pekerja hingga pengusaha. Oleh sebab itu menurutnya BPJS Kesehatan semestinya ada dibawah langsung oleh presiden. Sebab apabila ada kejadian-kejadian yang luar biasa yang bisa cukup menguras dana BPJS Kesehatan ada jaminan dari APBN melalui keputusan Presiden atau lebih mudah untuk
mencari sumber pendanaan lain.
“Ketika ada dana BPJS yang berkurang ketika ada keadaan darurat, itu bisa presiden mengeluarkan APBN atau sumber lain, tetapi kalau menteri kan tidak bisa”, sambungnya.

Hal itu yang ditolak oleh kaum buruh terhadap RUU Kesehatan. Khawatir menteri sulit mengambil tindakan apabila terjadi hal-hal yang darurat pada dana BPJS Kesehatan, “Makanya kita usulkan BPJS di bawah Presiden, karena anggaran BPJS ada 3 sumber, ada
PBI melalui APBN, ada iuaran pengusaha dan iuran buruh, dan iuran mandiri, masa mau diambil oleh pemerintah untuk ditempatkan di bawah Menteri Kesehatan”, kata Said Iqbal.

Hal lain yang dipermasalahkan Said Iqbal adalah jumlah Dewan Pengawas dari unsur buruh yang dikurangi, dari dua menjadi satu. Padahal buruh selama ini ikut mengiur BPJS.

Keenam, Pilih Capres 2024 yang Pro Buruh dan Kelas Pekerja. Dijelaskan Said Iqbal, mekanisme pemilihan Capres dari Partai Buruh ada tiga tahap. Pertama, Rakernas. Kedua, Konvensu. Kemudian yang ketiga, rapat presidium.

Presiden Partai Buruh Said Iqbal menyampaikan, hal ini seirama dengan hasil Rapat Kerja Nasional Partai Buruh pada tanggal 14-17 April 2023 di Jakarta. Dimana Rakernas Partai Buruh menjaring 4 nama sebagai Calon Presiden, yaitu Ganjar Pranowo, Said Iqbal, Najwa
Shihab, dan Anies Baswedan.
“Dari keempat nama tersebut, dalam Rakernas Partai Buruh nama Ganjar Pranowo menempati urutan pertama dukungan terbanyak dari 38 provinsi, 457 kab/kota, serta 4.626 kecamatan di seluruh Indonesia yang terdapat kepengurusan Partai Buruh”, kata Said Iqbal.

“Meski Ganjar Pranowo mendapat suara terbanyak, 20 provinsi, tetapi bukan berarti nama Ganjar Pranowo yang akan didukung Partai Buruh”, lanjutnya.

Tahap kedua, akan dilakukan konvensi, yang dilakukan melalui panel melibatkan 10 guru besar dari kampus ternama dari seluruh Indonesia dari berbagai bidang ilmu. Kemudian membuat quisiner sebanyak 100 ribu hingga 1 juta quisioner yang akan disebarkan ke
konstituen Partai Buruh. Barulah kemudian mempertimbangkan hasil lembaga survey yang
sudah ada. “Tahan ketiga adalah rapat presidium. Konvensi diperkirakan akan diselenggarakan pada bulan Juni atau Juli, dan rapat presidium diselenggarakan pada bulan Juli hingga Agustus”,
tegasnya.

Said Iqbal Presiden Partai Buruh/Presiden KSPI Narahubung: Ketua Bidang Infokom dan Propaganda Partai Buruh, Kahar S. Cahyono WhatsApp: 0811-1148-981, E-Mail: [email protected]. (SI-PPRI, Editor by [email protected]).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button