KODIM 0612/TSM KOREM 062/TN

Dandim 0612/Tsm Letkol Inf Raden Henra Sukmadjidibrata Menghadiri Acara Sinergitas Empat Pilar Di Kota Tasikmalaya

KOTA TASIKMALAYA-JABAR || suaraindependentnews.id – Bertempat di Hotel Aston Inn Jalan R.E Martadinata No.214 Kelurahan Cipedes Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya, Dandim 0612/Tasikmalaya Letkol Inf Raden Henra Sukmadjidibrata, S.IP., menghadiri workshop kebangsaan dengan tema “Sinergitas Empat Pilar Untuk Pencegahan Penyebaran Intoleransi, Radikalisme dan Terorisme”, selaku penanggungjawab kegiatan Kapolres Tasikmalaya Kota AKBP Joko Sulistiono, S.H., S.IK,. M.H., Kamis 29 Februari 2024.

Turut hadir diantaranya Pj Walikota Tasikmalaya diwakili oleh Kaban Kesbangpol Kota Tasikmalaya Drs. Ade Hendar, MM., Kapolres Tasikmalaya Kota AKBP Joko Sulistiono, S.H., S.I.K,. M.H , Dandim 0612/Tasikmalaya Letkol Inf Raden Henra Sukmadjidibrata, S.IP., Kanit I Kontra Ideologi Pencegahan Densus 88 Kompol Eki Ayatullah., Kepala Kemenag Kota Tasikmalaya diwakili Kasi Haji Bimas Islam Kemenag H. Wahyu, S.Ag., Internasional Criminal Investigative Training Assistance Program (ICITAP) Mr. Joseph Calaghan., Koorlap Persatuan Alumni Napiter NKRI Seluruh Indonesia (PANNSI) Ustadz Sufyan Tsauri., Para Lurah serta Kasitrantib se Kota Tasikmalaya, Para Babinsa jajaran Kodim 0612/Tasikmalaya, Para Babinkamtibmas jajaran Polres Tasikmalaya Kota, Ikatan Penyuluh Agama Republik Indonesia se Kota Tasikmalaya.

Sambutan Kapolres Tasikmalaya Kota AKBP Joko Sulistiono, “Saya menyambut baik atas terselenggaranya acara ini salah satu bentuk sikap cinta tanah air bela negara dan mempererat persatuan dan kesatuan bangsa dan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. Kota Tasikmalaya merupakan kultur yang islamic sehingga adanya penyusupan oleh kelompok dengan paham-paham tertentu yang ada di wilayah hukum Polres Tasikmalaya Kota oleh karena itu peran penting aparat pemerintah kepolisian dalam penanggulangan aksi terorisme berdampak akan mempengaruhi aspek ekonomi keamanan dan mempengaruhi penyelenggaraan pemilu tahun 2024. Dalam pencegahan terorisme dan yang akan mengganggu ketenteraman dan ketertiban d masyarakat khususnya Polri tidak bekerja sendiri perlu dukungan dan kerjasama dengan instansi lain kita harus bersinergi dengan TNI dan seluruh komponen masyarakat mudah-mudahan kegiatan ini bisa membangun dan mencegah terhadap paham terorisme khususnya Tasikmalaya. Saya ucapkan terima kasih atas kepercayaan yang telah diberikan kepada kami dan semoga dalam kegiatan ini seluruh peserta pelatihan harus memahami bila kurang paham dapat ditanyakan kembali semoga apa yang didapat dalam kegiatan ini bisa diapresiasikan di lapangan”, tuturnya.

Pj Walikota Tasikmalaya diwakili oleh Kaban Kesbangpol Kota Tasikmalaya Drs.Ade Hendar, MM., menyampaikan ucapan mohon maaf yang sebesar-besarnya karena bapak Pj Walikota tidak dapat hadir dikarenakan ada pekerjaan yang tidakbisa ditinggalkan, kami mengucapkan selamat dan sukses atas terselenggaranya kegiatan workshop Kebangsaan ini, kegiatan seperti ini merupakan salah satu upaya yang tepat untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air bagi seluruh elemen masyarakat khususnya generasi muda, Kita ketahui bersama konstitusi mengamanatkan bahwa Bela Negara menjadi hak dan kewajiban setiap warga negara Indonesia. Bela negara merupakan aktualisasi dari wawasan kebangsaan. Kesadaran bela negara yang diaktualisasikan dalam kehidiman sehari-hari merupakan soft power bangsa, bahkan akan memberikan detterence effect (mencegah musuh mengambil tindakan) bagi negara lain yang ingin mencoba mengganggu kedaulatan negara, keutuhan wilayah dan keselamatan bangsa. Dewasa ini, peran generasi muda dalam pembangunan bangsa semakin diperlukan. Terlebih negara kita mendapat bonus demografi 2045 (dimana usia produktif mencapai 70%), dalam upaya pemanfaatannya para generasi muda diharapkan agar mampu menghadapi tantangan-tantangan yang muncul dari berbagai aspek kehidupan, baik dari aspek sosial, ekonomi, politik, maupun teknologi. Oleh karena itu, pengembangan karakter generasi muda menjadi sangat penting sebagai bekal dalam menghadapi tantangan tersebut. Era globalisasi saat ini telah menimbulkan banyak persoalan yang serius terhadap patriotisme dan nasionalisme bangsa kita hal ini nyata berdampak pada kehidupan di masyarakat kita pada saat ini akibatnya makin rendah dan memudarnya nilai-nilai budaya bangsa serta menurunnya rasa solidaritas sosial, munculnya faham radikalisme dan lain sebagainya. Banyak jargon yang sering kita dengar seperti NKRI harga mati, Aku Pancasila, Aku Indonesia, namun apalah artinya sebuah slogan sebagus apapun itu kalau hanya di mulut saja kalau pada kenyataanya kita belum mengimplementasikannya di kehidupan sehari-hari. Mari ubah mindset kita untuk hal yang keren itu bisa dibuat menjadi positif, jangan ikut melaksanakan aktifitas-aktifitas negatif seperti Geng Motor yang belakangan meresahkan masyarakat karena itu tidak akan ada gunanya. Besar harapan kami melalui pelaksanaan kegiatan workshop kebangsaan ini dapat memberikan manfaat dan membuka cakrawala berpikir secara kritis dari segenap para peserta dengan tetap berlandaskan nilai-nilai kebangsaan serta refleksi mendalam tentang bagaimana kita dapat memelihara persatuan dalam keragaman, karena tantangan kita ke depan semakin besar. Mari bersama-sama kita saling bahu-membahu, bergandeng tangan, dan teruslah berbuat baik untuk ikut serta membangun bangsa ini, jangan menjadi provokator publik, akan tetapi jadilah manusia yang senantiasa mencerdaskan publik, tebarkan manfaat untuk daerah serta masyarakat kapan pun dan dimanapun kita berada sehingga keberadaan generasi muda dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Saya yakin dan percaya para peserta yang hadir pada hari ini merupakan SDM-SDM unggul yang dapat menjadi pemimpin- pemimpin masa depan yang akan mengantarkan bangsa ini siap berkompetisi dalam Era Hiperkompetisi mendatang.

Dalam sambutannya, Dandim 0612/Tasikmalaya Letkol Inf Raden Henra Sukmadjidibrata kepada awak media menuturkan,
“Kami sudah berdiskusi sejak awal tentang program ICITAP ini kerjasama dengan Kedubes Amerika tentang pelatihan khususnya kepada kepolisian untuk menanggulangi atau mencegah adanya terorisme karena terorisme sendiri timbul akibat beberapa hal salah satunya ketidakpuasan terhadap pemerintah karena tidak tercapai keinginan pribadi. Lembaga ICITAP ini bekerja sama bukan hanya dengan Indonesia bahkan bekerja sama dengan beberapa negara tentu saja Amerika dalam hal ini bukan hanya untuk kepentingan Amerika sendiri tapi untuk kepentingan bersama. ICITAP ini dibentuk karena kejadian tahun 2011 pada saat kejadian menara kembar 9 September dan di sini akan dijadikan ajang diskusi sebagai pengetahuan agar supaya bisa mencegah paham radikalisme intoleran yang bisa timbul sehingga menyebabkan adanya aksi terorisme dan di sini kita berbagi dan berdiskusi dan bisa menyampaikan pendapat di dalam menghadapi kendala di lapangan. Setiap daerah mempunyai keunikan masing-masing dan kearifan lokal Alhamdulillah Kota Tasikmalaya menjadi kota yang toleran dan mari kita tunjukkan bahwa Tasik itu tidak ada yang intoleran tidak ada yang radikal apalagi menjadi teroris mari kita buktikan dan kita sampaikan bagaimana dengan keunikan tadi dan kearifan lokal yang disampaikan dan apa cara yang tepat untuk menangkal radikalisme intoleran dan terorisme khususnya di Kota Tasikmalaya yang penuh dengan kearifan lokal. Kota Tasik adalah kota santri kota yang di mana rahmatan lil alamin menghormati segala bentuk perbedaan dan di sini Mr Jo membutuhkan masukan dan bertukar pikiran dengan kita semua tentang hal hal sebagai masukan dari para hadirin sekalian. Tujuan ICITAP adalah bukan hanya kepentingan Amerika Serikat tapi untuk kepentingan bersama dengan mementingkan masyarakat yang luas untuk hidup tenang dan mari kita sama-sama berpikir dan merumuskan kebijakan dalam mengambil setiap keputusan. Harapan saya adalah ambil manfaat dari kegiatan ini dan bisa diapresiasikan di lapangan”, ungkapnya.

Sambutan dari kedutaan Amerika Serikat dalam hal ini oleh Ketua ICITAP Mr.Josep Callaghan, “Saya bangga sudah hadir disini dan Saya sudah 4 tahun berada di Indonesia banyak dari kita yang mengenal densus 88 itu sebagai tim tindak teroris namun sekarang mereka sudah bertransformasi karena di dalam organisasi densus 88 kegiatannya lebih banyak kepada kegiatan yang sifatnya pencegahan. Tapi sayangnya Densus 88 tidak bisa bekerja sendiri-sendiri untuk mengurus masalah ini artinya densus yang menangkap banyak orang teroris tiap tahun itu masalahnya tidak akan beres jadi jawabannya adalah pencegahan. Dan saya yakin sekali upaya-upaya yang akan dilakukan oleh empat pilar ini untuk menurunkan tingkat radikalisme karena tidaklah mudah. Namun saya jujur berkata tentang kegiatan-kegiatan yang kita lakukan di Indonesia dari POLRI dari TNI untuk permasalahan masalah radikalisme ini sudah dalam pemikiran orang-orang di Indonesia ini sudah jauh, bahkan lebih jauh dari negara-negara yang lain bahkan Amerika sendiri belum nyampai dalam pemikiran tersebut. Namun demikian usaha kita ini masih sangatlah jauh untuk menuju titik sampainya. Sehingga saya memiliki keyakinan yang sangat dalam bekerja sama dengan densus 88 dan 4 pilar di wilayah dengan masyarakat di wilayah tersebut dan jika ini berjalan baik dan berhasil Indonesia bisa mengajarkan kepada negara-negara di luar sana tentang Bagaimana menanggulangi angka radikalisme itu dan ini merupakan tantangan yang sangat besar namun saya tahu orang Indonesia karena saya tinggal di sini sangat lama dan saya yakin Indonesia mampu. Hari ini narasumber yang akan memberikan materi semua orang-orang yang mempunyai kepable dan cakap sehingga saya mengingatkan kembali apa yang sudah dikatakan Pak Dandim tadi bahwa rekan-rekan jangan malu untuk bertanya memberikan masukan kepada narasumber kita karena kita juga memerlukan informasi-informasi dari fakta-fakta yang disampaikan”, pungkasnya. (Pendim 0612/[email protected]).

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button