MEDAN, SUARA INDEPENDENTNEWS.ID
Muhammadiyah sejak didirikan di Yogyakarta oleh KHA Dahlan pada 18 November 1912 telah meletakkan filosofi kebangsaan yang mengakar bagaimana menjadikan bangsa ini cerdas, peka pada keadaan sekitar, bermoral dan mampu memahami agama serta mencintai bangsanya. Rabu (19/04/2023)
Cita-cita mulia ini diaplikasikan langsung lewat berbagai amalan harian yang menyentuh hajat hidup masyarakat; pendidikan,kesehatan,peningkatan kesejahteraan,kepedulian sesame secara jama’ah.
Pelan tapi pasti Gerakan Amar Makruf Nahi Munkar ala Muhammadiyah ini setelah satu abad berhasil mengukir tinta emas bagi negeri ini.Dimana ada Muhammadiyah,maka pencerahan telah terjadi di sana.
Jadi, sangat disayangkan bila di pelosok negeri ini masih ada yang antipati pada ormas yang satu ini. Mari kita rajut persaudaraan, memurnikan tauhid, saling bertawashaubil haq bertawashaubissbar, mencintai bangsa dan agama Islam ini. Karena Muhammadiyah sebagai wadah umat Islam akan melanggengkan semua ijtihad kebaikan untuk seluruh umat manusia.
Arifulhaq juga mengutip Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir (Senin,17 April 2023) “Pelaksanaan Lebaran Idul Fitri boleh saja berbeda, tetapi kita bisa bersama merayakan dan melaksanakannya. Perbedaan itu adalah hal yang lumrah karena ini soal ijtihad, sampai nanti kita bersepakat ada kalender Islam global,” Haedar Nashir mewanti-wanti jangan sampai terjadi rezimentasi agama di negara ini.
Menurut dia, pemerintah tidak perlu melarang penggunaan fasilitas oleh warga yang berbeda pendapat.
Jadi, bila ada seseorang selevel pejabat di negeri ini atau kelompok yang melarang penggunaan lapangan untuk sholat Idul Fitri, maka mereka perlu diberi “PIL” Pelatihan Ilmu Persaudaraan. Jangan sekali-sekali mencoba mengabaikan hubungan Muhammadiyah dan NKRI ini, saudaraku !
Demikian Arifulhaq, Wakil Ketua Muhammadiyah Kabupaten Deli Serdang menyampaikan kepingan-kepingan tausiyahnya di hadapan jama’ah tadi malam pungkasnya.
