Peristiwa

Viral Voice Note, Oknum Kades Di Kecamatan Cibuaya Karawang Diduga Menghina Dan Lecehkan Profesi Wartawan

KARAWANG, suaraindependentnews.id – Oknum Kepala Desa yang berada di Kecamatan Cibuaya, Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat diduga telah melakukan penghinaan dan pelecehan terhadap profesi Wartawan.

Oknum kepala desa tersebut dalam WAG Voice Note atau pesan suara, Mengatakan dengan bahasa sunda, “Nyamantak nage bun, lamun kiye sararea babarengan unggal kabeh kepala desa sakecamatan cibuaya hayu urang kompak babarengan lamun aya media cukup weh di suguhan, ulah sagala di bere uang bensin, supaya aral ke manehna di gawe jadi wartawan teh bun, hampura iye cuman masukan nya”, ujar oknum kades.

Dalam bahasa Indonesia nya kurang lebih, begini “Makanya bun, kalau gini mah sama-sama kita kompak semua kepala desa se-kecamatan Cibuaya kalau ada media atau wartawan datang cukup saja di kasih makanan saja, jangan di kasih uang bensin supaya dia kerja jadi wartawannya bosen, Maaf bun ini cuman masukan, dalam pembicaraaan voice note sang oknum Kades Kecamatan Cibuaya mengatakan seperti itu, telah menghina profesi wartawan.

Tindakan yang tidak menyenangkan ini dialami oleh semua rekan Wartawan yang berada di Group I.M.O.R (Ikatan Media Online Rengasdengklok) dan Topan Admin Group I.M.O.R merupakan Kabiro dari Media Online Fokusberita.net dan group PJR (Forum jurnalis Rengasdengklok) admin Alim Kabiro tribunpost.com. WAG Kabar Rutinitas Sahabat (KRS) admin Jhon Muklis sebagai wartawan inpobanua.
Dan mungkin masih banyak lagi di group yang lain rekaman suara lewat voice note.

Peristiwa tersebut bermula saat ada voice note masuk di WAG dan rekan-rekan media lainnya juga merasa tersinggung atas percakapan oknum kades tersebut.

Diungkapkan Topan bahwa saat dirinya mendengarkan pesan suara oknum kades tersebut saya merasa tersinggung dengan adanya oknum kades melontarkan kata-kata yang tidak pantas yang seakan akan melecehkan profesi Wartawan.

Lanjutnya, kata-kata yang dilontarkan oknum Kades tentu sangat menyinggung dirinya dan rekan-rekan seprofesi yang seakan-akan menghina dan melecehkan. oknum Kades tersebut mengatakan bahwa kalau Wartawan datang ke kantornya pasti cuma minta duit, tutur Topan, Senin (21/2/2022).

Lebih lanjut Topan mengungkapkan sampai saat saya belum pasti kadesnya siapa, tapi dengan komunikasi sama rekan-rekan dilapangan saya sudah mengantongi nama oknum kades tersebut, dan saya akan menghadap pak camat, untuk segera memanggil oknum kades tersebut, bahwa dengan dalih apapun tentu statement tersebut tidak dapat dibenarkan. Apalagi itu diucapkan oleh seorang kepala desa yang seharusnya lebih santun, arif dan bijaksana karena sebagai publik figur di masyarakat.

“Statement Pak Kades sangat menyinggung dan melukai perasaan saya selaku Awak Media, yang seakan akan menghina dan melecehkan profesi Wartawan. Tentu hal ini dapat menjadikan hubungan yang tidak harmonis, karena bagaimanapun antara Pemerintahan Desa dan Wartawan adalah Mitra”, ungkapnya. (Tim, Editor by [email protected]).

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button