Tak Berkategori

Melisa Noviyanti, Mahasiswi STID Al Biruni Cirebon, Fenomena Berlayar Di Lautan PPKM Darurat Jawa-Bali, Kapal Tidak Sama, Tapi Badai Yang Di Hadapi, Sama.

Corebon, suaraindependentnews_id.
Permasalahan yang komplek dimasa Pademi, sebagaimana instruksi tegas dari Pemerintah Pusat tentang PPKM Darurat Jawa-Bali 2021 yang wajib dilaksanakan oleh seluruh komponen institusi pemerintah serta wajib untuk dipatuhi oleh seluruh komponen masyarakat, sesungguhnya bermaksud untuk mencegah dan memutus tali rantai penyebaran virus Covid-19.

Melisa Noviyanti, salah satu mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah (STID) Al Biruni Babakan Ciwaringin-Cirebon menyoroti terkait kebijakan PPKM Darurat Jawa-Bali 2021 ini, Melisa mengatakan bahwa kebijakan tersebut telah melahirkan fenomena baru dikalangan masyarakat, terutama masyarakat arus bawah. Paradigma berbagai komentar-pun bermunculan, ada yang menyalahkan dan ada juga yang mendukung kebijakan pemerintah tersebut, bahkan ada yang marah-marah. Rabu, 14/7/2021.

Kita tidak bisa saling menyalahkan bahkan kita tidak bisa saling marah dengan mereka yg masih harus keluar rumah untuk bekerja karena kebutuhan hidup, bahkan kita juga tidak bisa iri dengan mereka yg bisa “stay at home” dengan nyamannya. Karena perjuangan tiap orang dalam masa Covid-19 ini tidaklah sama, apalagi dengan diberlakukannya PPKM Darurat Jawa-Bali tahun 2021 yang berlaku dari 3-20 Juli 2021, menurutnya.

Selain itu, Melisa juga menjelaskan, bahwa Allah Swt dalam memberikan ujian untuk menguji iman seseorang, itu berbeda-beda. Ada yang diberi kelebihan materi untuk bisa di bertahan di rumah saja, ada juga yang terseok-seok dengan segala kesulitan untuk bertahan hidup dimasa Pademi seperti sekarang ini. Terpenting, kita harus selalu bersyukur.

Hal yang bijak yang perlu kita lakukan dengan adanya PPKM Darurat Jawa-Bali tahun 2021, bagaimana yang harus untuk dilakukan adalah menjaga diri masing-masing dengan sebaik mungkin dan tetap mengikuti anjuran Pemerintah untuk melakukan 5M, yakni Memakai masker, Minum vitamin, Mencuci tangan, Menghindari kerumunan, dan Menjaga jarak dengan orang lain. Bukan justru “menjadi hakim bagi satu dengan lainnya,” ujar Melisa mahasiswi semester VI STID Al Biruni Babakan-Cirebon.

Sadarlah kita, bahwa kita itu sesungguhnya berada di “Badai yang sama, namun tidak di kapal yang sama. Biarlah masing-masing kapal mencari jalan keluar dari badai ini, ungkap Melisa ibu dari satu anak ini.

Sebagaimana didapat dari para Dosen STID Al Biruni Cirebon dalam perkuliahannya, banyak diajarkan tentang ilmu Agama dan juga ilmu kemasyarakatan. Dalam kesempatan ini, Mahasiswa STID Al Birun Cirebon mengajak kepada seluruh masyarakat untuk selalu berdo’a dan berharaplah yang terbaik untuk setiap kapal, tanpa saling menghakimi. Tetaplah kuat Iman dan Imun, semangat menjalani hidup, pinta Melisa.

Melisa juga menambahkan, bajwa badai pasti berlalu, tetap pastikan bahwa Allah ada di dalam kapal kita dan memegang kendali atas kapal kita. Insya Allah, ujian Covid-19 ini pasti berlalu dan mampu untuk bisa kita hadapi bersama. “Tidak ada Pelaut yang Hebat dan Tangguh tanpa mengarungi badai di tenagh laut” artinya “orang mampu bertahan, hanya orang yang kuat Iman-nya sebab Sabar dan Tabah dalam menghadapi ganasnya Covid-19,” pungkasnya. (Kabiro/asr)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button