Tak Berkategori

Bupati Amran Berbagi 51 Box Pendingin Ikan Di Susun Bolan, Bagaimana Nasibmu Sekarang Tolitoli Plaza?

TOLITOLI, suaraindependentnews.id – Diikuti isterinya yang ketua PKK Kabupaten, Nyonya Sriyanti Amran, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan, Sudirman,SP serta Ustadz Herman Dg.Tuju, Bupati Tolitoli, Amran Haji Yahya, berbagi 51 box pendingin ikan (cool box) ke pedagang ikan yang tergabung dalam kelompok nelayan kampung Pajala, Kamis, 22 Desember 2022.

Berbagi bok pendingin tersebut berlangsung di halaman pasar tradisional Susumbolan, tepatnya di blok nelayan, di samping terminal angkot, sekitar 25 meter dari bibir pantai kota Tolitoli.

Tentu, bukan cuma penerima bantuan bersuka cita, sejumlah konsumen, pedagang bahan lainnya turut menyambut kehadiran Bupati serta jajarannya itu.

Disini kadernya mantan Bupati Alek yang ex ketua Partai Patriot itu menyapa yang pada intinya bahwa pemberian box pendingin ikan itu merupakan program Pemda, dalam hal ini Dinas perikanan dan laut kota Cengkeh, Destinasi wisata, Tolitoli.

“Saya berharap kepada seluruh bapak/ibu penerima bantuan supaya memanfaatkan sebaik mungkin agar masyarakat nelayan bisa sejahtera”, ujarnya.

Politisi Partai Bulan Bintang itu bilang, ini adalah program unggulan kita setelah perkebunan, pertanian yang merupakan ikon (icon) pembangunan Kabupaten Tolitoli.

Ex wakil Bupati itu juga berharap coll box ikan yang merupakan salah satu program tahunan itu bisa menjadi penumbuh perekonomian, bagi terwujudnya masyarakat sejahtera.

Sementara itu, ketua kelompok penerima cool box, Haji Ramli menyatakan syukur dan terima kasih sudah diberi bantuan oleh Bupati.

“Sekali lagi, terima kasih Bupati, pasti kami akan pakai sebaik-baiknya bantuan ini”, kata Haji Ramli disambut lafal amin dan tepuk tangan anggota kelompok pemeneri serta segenap hadirin.

Menurut selentingan, pasar Susunbolan ini adalah pasar pengembangan dari pasar rakyat ke-II di kota – pasar pertama terletak di kawasan kampung Salamae, sekitar 300 meter arah utara, dimana kemudian pasar itu dijadikan asrama tentara.

Kabarnya, eksistensi pasar ke-II tersebut sekitar Tahun 1980 lewat dana Inpres Soeharto bernama pasar kampong baru yang pegiatnya berasal dari komunitas Buol, Tolitoli, Bugis Sulsel dan Selayar.

Seiring geliatnya zaman, sekitar tengah 1980, produksi hasil hutan (kayu dan rotan), dan membanjirnya usaha perikanan empang dan laut, disusul pertanian jagung, padi, durian, kopra, kakao dan cengkeh yang so pasti dealer Yamaha dan Honda bakal beraksi di Tolitoli, jadikan perluasan pasar kampong baru itu kian perlu dilakukan.

Menyadari prespektif bisnis yang demikian pesat, konstruksi pasar dari APBN Inpres Soeharto itu lantas dirancang, dirubah dan berganti nama menjadi Tolitoli Plaza Tahun 1990’an, menyusul hadirnya PT. Tolissndo.

PT ini milik pria segudang pengalaman tenik sipil di Trenggalek Jawa Timur, Husni Haji Thahir, kakaknya kontraktor lokal dan asli Tolitoli yang bermukim dikawasan elit Perusnas, Aco.

Berkat ide dan dukungan pinansial mitra Aco dari perbankkan BDN, BNI dan BRI lah PT punya Husni datang sahuti prospektivitas pasar itu lewat BDN.

Dia pula yang awali pencanangan nama pasar itu menjadi Tolitoli Plaza, sebuah Mall yang nantinya berfungsi sebagai area bisnis beragam pakaian, sandal dan sepatu.

Husni Haji Thahir merupakan laki-laki kelahiran Tolitoli yang sejak lama melalang buana di Kabupaten Trenggalek, hingga eksis disektor konstruksi bandara perintis dan gedung.

Oya, pria Husni berambut sedikit keriting itu adalah cucu dari pejuang pendidikan Tjoroaminoto, Haji Hamid di Kampung Lonti.

Diseputar pusat Tjokro Lonti itu sendiri terdapat garasi kereta jenazah Cina dan bangker Jepang atau yang disebut daerah Panta Kapal, mengingat Lonti, sekitar 300 meter dari Tjokro di belah jalan pertigaan berbentuk bokong kapal laut.

Baik, balik lagi kembali ke Plaza tadi. Akan tetapi, Plaza yang opesionalnya lewat sistem HGB, kini sunyi sudah.

Padahal, gedung berlantai II pasca buah karya dasar yang dicanangkan Husni dan adiknya itu, lalu dilanjutkan oleh PT. Megatama milik pengusaha sepatu Haji Fahri, begitu semarak.

Namun, entah sebab apa, atau karena tata kelola pemerintahan dan ekonomi bergeser dan “miring”, ditambah pandemi Covid 19 pada 2019, Tolitoli Plaza yang konon di take over lagi ke pengusaha konveksi seragam sekolah, PNS dan fashion toko sadar, hingga Mall itu terus maju. namun sekarang, tambah sepi.

Apa mau dibilang, usaha pakaian yang memadati, bergelantungan dihampir seluruh bilik lantai dasar, diem oleh animo beli masyarakat terus merosot.

Ironinya, semua lapak khusus Fashion elit di lantai II yang sedianya begitu dekoratif, sekarang hancur, berantakan bak puing kapal karam, lalu terdampar di arah timur dari hajatan bagi-bagi cool box ikan itu, tepatnya di pinggir jalan utama kota Tolitoli. (Tim, Editor by [email protected]).

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button