Tak Berkategori

PENINGKATAN INVESTASI DAN DAYA SAING INDONESIA : TANTANGAN DAN STRATEGI NASIONAL DALAM MENDORONG PEREKONOMIAN DI ERA VUCA

Ditulis oleh: Hertina Rhodhothul De Putri
[email protected];
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SIDOARJO
Abstrak
Indonesia perlu meningkatkan daya saing internasionalnya untuk menarik lebih banyak
investasi, terutama di bidang infrastruktur. Saat ini daya saing Indonesia secara
keseluruhan berada di peringkat ke-44 dari 139 negara, sedangkan infrastruktur (yang
merupakan salah satu pilar daya saing) berada di peringkat ke-82 dari 139 negara.
Sementara dari sisi jalan saja, posisi Indonesia berada di peringkat 94. Posisi Indonesia
memang meningkat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, namun yang jelas kita masih
harus bekerja untuk melangkah lebih jauh, lebih baik lagi, kata Menteri Pekerjaan Umum
(PU) Djoko Kirmanto. menjadi narasumber dalam diskusi interaktif dengan civitas
akademika Universitas Brawijaya Malang, Jawa Timur, Jumat (13/5). Untuk
pembangunan infrastruktur, pemerintah hanya bisa menyediakan 20% dari total dana
yang dibutuhkan. Sisanya dibiayai oleh swasta. Jadi kita harus mengundang investor yang
berminat berinvestasi di Indonesia,” ujarnya. Saat ini pemerintah dalam rangka mencapai
tujuan pembangunan selalu mengacu pada strategi yang disebut Triple Track Strategy
Plus yang meliputi peningkatan pro lapangan kerja, pertumbuhan ekonomi berkualitas
(pro growth), pengentasan kemiskinan (pro poor) dan kelestarian lingkungan (green
professional). Pemerintah juga mendorong pembangunan melalui pembentukan dan
pengembangan enam koridor ekonomi. Masing-masing koridor ini memiliki produk
premium tersendiri yang digarap secara serius untuk mendorong perekonomian. Menurut
para ahli, Indonesia memang memiliki potensi untuk menjadi negara yang maju secara
ekonomi. Dan, salah satu tugas Kementerian Pekerjaan Umum adalah mendukung
kawasan koridor ekonomi untuk mencapai tujuan tersebut, kata Djoko. Bersamaan
dengan itu, lanjut Menteri Pekerjaan Umum, masyarakat juga mendapat manfaat dari
bantuan dana yang terbagi dalam 4 bidang. Kelompok pertama adalah bantuan tunai, yang
diberikan kepada masyarakat yang benar-benar tidak mampu. Kelompok kedua adalah
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri. Program ini mendapat
perhatian besar dari masyarakat dan dapat dikatakan sukses dalam proses
pelaksanaannya. Kelompok ketiga adalah Kredit Korporasi Rakyat (KUR). Dan
kelompok keempat adalah program perumahan dan transportasi masyarakat murah. Saat
ditanya sejauh mana pendekatan pemerintah dalam pengelolaan air, Djoko menjawab
bahwa kita sekarang memiliki undang-undang digital. Juli 2004 tentang sumber daya air.
Undang-undang mengatur konservasi dan penggunaan air dan langkah-langkah untuk
mengendalikan kekuatan destruktifnya.
Kata kunci: Investasi, daya saing

Abstract
Indonesia needs to improve its international competitiveness to attract more investment,
especially in infrastructure. Currently Indonesia’s overall competitiveness is ranked 44th
out of 139 countries, while infrastructure (which is one of the pillars of competitiveness)
is ranked 82nd out of 139 countries. In terms of roads alone, Indonesia is ranked 94th.
Indonesia’s position has indeed improved compared to previous years, but clearly we still
have to work to go further, better, said Minister of Public Works Djoko Kirmanto as a
guest speaker in an interactive discussion with the academic community of Brawijaya
University Malang, East Java, Friday (13/5). For infrastructure development, the
government can only provide 20% of the total funds needed. The rest is financed by the
private sector. So we have to invite investors who are interested in investing in Indonesia,”
he said. Currently, the government, in order to achieve development goals, always refers
to a strategy called Triple Track Strategy Plus, which includes increasing proemployment, quality economic growth (pro growth), poverty alleviation (pro poor) and
environmental sustainability (green professional). The government also encourages
development through the establishment and development of six economic corridors. Each
of these corridors has its own premium products that are taken seriously to boost the
economy. According to experts, Indonesia does have the potential to become an
economically developed country. And, one of the tasks of the Ministry of Public Works is
to support the economic corridor areas to achieve this goal, said Djoko. At the same time,
continued the Minister of Public Works, the community also benefits from financial
assistance that is divided into 4 areas. The first group is cash assistance, which is given
to people who really can’t afford it. The second group is the National Program for
Community Empowerment (PNPM) Mandiri. This program has received great attention
from the community and can be said to be successful in its implementation process. The
third group is the People’s Corporate Credit (KUR). And the fourth group is the low-cost
public housing and transportation program. When asked to what extent the government
approaches water management, Djoko replied that we now have a digital law. July 2004
on water resources. The law regulates the conservation and use of water and measures to
control its destructive power.
Keywords: Investment, competitiveness
PENDAHULUAN
Mengenai tantangan dalam meningkatkan investasi dan daya saing Indonesia dapat
dipahami lebih dalam dengan melihat beberapa faktor yang mempengaruhi kondisi
ekonomi di Indonesia. Salah satu faktor tersebut adalah globalisasi, di mana Indonesia
harus bersaing dengan negara-negara lain dalam perdagangan dan investasi, Meskipun
Indonesia memiliki banyak keuntungan dari sumber daya alam dan sumber daya manusia
yang melimpah, namun Indonesia juga menghadapi berbagai tantangan dalam
mengoptimalkan potensi tersebut. Selain itu, faktor internal Indonesia seperti birokrasi
yang lambat, korupsi, dan infrastruktur yang kurang baik juga mempengaruhi daya saing

Indonesia di pasar global. Ketidakpastian politik dan kebijakan ekonomi yang tidak
konsisten juga dapat mempengaruhi kepercayaan investor asing dan domestik untuk
berinvestasi di Indonesia.
Seiring dengan perkembangan teknologi yang cepat dan terus berubah, Indonesia
juga harus dapat beradaptasi dan mengikuti tren teknologi yang berkembang. Indonesia
juga menghadapi tantangan dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang memadai
dalam menghadapi era digital dan teknologi. Dalam konteks VUCA, Indonesia juga
menghadapi tantangan yang semakin kompleks dan tidak dapat diprediksi, seperti ; Krisis
ekonomi global, bencana alam, dan ketidakpastian politik internasional dapat berdampak
pada perekonomian Indonesia. Oleh karena itu, Indonesia perlu memiliki strategi nasional
yang tepat dalam menghadapi tantangan VUCA untuk meningkatkan investasi dan daya
saing Indonesia.
Dari penjabaran tersebut, maka penelitian tentang peningkatan investasi dan daya
saing Indonesia di era VUCA menjadi sangat penting untuk dilakukan guna
mengidentifikasi tantangan dan strategi nasional yang dapat digunakan dalam
menghadapi dinamika ekonomi global dan faktor-faktor internal Indonesia. Dengan
tujuan agar lebih detail dan spesifik dari penulisan artikel ini, yaitu: Melakukan analisis
yang rinci mengenai perubahan dinamika ekonomi global dan bagaimana perubahan
tersebut mempengaruhi investasi dan kemampuan bersaing Indonesia di masa VUCA.
Menganalisis faktor-faktor internal yang mempengaruhi investasi dan daya saing
Indonesia, seperti kebijakan pemerintah, birokrasi, infrastruktur, sumber daya manusia,
dan inovasi teknologi. Menyajikan data dan informasi terbaru mengenai kondisi ekonomi
Indonesia, termasuk kinerja sektor-sektor ekonomi utama dan situasi pasar modal di
Indonesia. Mengidentifikasi tantangan dan hambatan yang dihadapi Indonesia dalam
meningkatkan investasi dan daya saing, serta merumuskan strategi nasional yang tepat
dalam menghadapi tantangan tersebut. Memberikan rekomendasi dan saran kepada
pemerintah, pelaku bisnis, dan masyarakat Indonesia secara umum mengenai langkahlangkah yang perlu diambil untuk meningkatkan investasi dan daya saing Indonesia di
era VUCA.
Dengan tujuan yang lebih rinci dan spesifik tersebut, diharapkan makalah ini dapat
memberikan kontribusi yang lebih signifikan dalam mengatasi tantangan dan

memperkuat daya saing ekonomi Indonesia di era VUCA. Perkembangan dalam dalam
dunia informasi sangatlah pesat pada beberapa dekade terakhir. Perkembangan ini
bermula pada saat terciptanya internet untuk menyediakan beberapa layanan.
Keistimeawaan dari internet sendiri ialah dalam kemudahan akses yang dapat dilakukan
siapapun mulai dari kalangan orang dewasa hingga kalangan anak-anak juga bisa untuk
mengakses internet ini. Benda layanan internet ada begitu banyak salah satunya adalah
media sosial yang menyediakan layanan informasi.
I.
METODE PENELITIAN
Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan menggunakan pendekatan deskriptif-analitis. Yang mana
Pendekatan ini digunakan untuk menggambarkan dan menganalisis tantangan dan strategi
nasional dalam meningkatkan investasi dan daya saing Indonesia di era VUCA. Data dan
informasi yang digunakan dalam artikel ini diperoleh dari berbagai sumber seperti
publikasi akademis, laporan pemerintah, dan media massa. Selain itu, penulis juga
melakukan analisis terhadap data dan informasi tersebut untuk mendapatkan kesimpulan
yang lebih baik.
II.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Faktor-faktor internal yang mempengaruhi investasi dan daya saing Indonesia,
seperti kebijakan pemerintah, birokrasi, infrastruktur, sumber daya manusia, dan inovasi
teknologi. Faktor-faktor ini dapat mempengaruhi sektor ekonomi tertentu, seperti ekspor
pisang Indonesia. mengkaji variabel-variabel yang berkontribusi terhadap keunggulan
kompetitif Indonesia dalam ekspor pisang, serta faktor-faktor itu sendiri. Pisang yang
ditanam di Indonesia merupakan tanaman ekspor terpenting kedua negara ini dan
memiliki reputasi yang kuat di pasar global. Data sekunder yang digunakan didapat dari
Badan Pusat Statistik dan United Nations Trade and Trade Organization (UN
COMTRADE). Penelitian ini menggunakan metode Revealed Comparative Advantage
(RCA) untuk mengukur keunggulan komparatif dan metode Ordinary Least Square
(OLS) untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keunggulan komparatif.

Berdasarkan temuan, ketika nilai RCA lebih besar dari satu, ekspor pisang dari
Indonesia menikmati keunggulan kompetitif pada periode 2016-2020. Selain itu, temuan
regresi menunjukkan bahwa faktor-faktor seperti kurs mata uang, indeks harga
konsumen, dan lokasi negara semuanya memainkan peran penting dalam menentukan
keunggulan komparatif. Nilai tukar dan lokasi geografis keduanya memiliki dampak yang
menguntungkan pada keunggulan komparatif, namun indeks harga konsumen memiliki
dampak yang merugikan. Koefisien nilai tukar sebesar 0,0103217, sedangkan koefisien
luas lahan sebesar 0,000182, dan koefisien indeks harga konsumen sebesar -0,7213652.
Memahami unsur-unsur yang mempengaruhi keunggulan relatif ekspor pisang
Indonesia merupakan salah satu cara untuk membantu meningkatkan investasi dan daya
saing di sektor ekspor pisang. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi keunggulan
relatif ekspor pisang Indonesia.
Kondisi Ekonomi Indonesia dalam Era VUCA
Situasi perekonomian Indonesia pada era VUCA yang merupakan singkatan dari
volatilitas atau kepadatan, ketidakpastian atau kompleksitas dan ambiguitas atau
ketidakjelasan. Zaman ini adalah zaman di mana keadaan alam yang mengandung jutaan
takwim sedang menghadapi kerusakan atau perubahan yang cepat dan drastis. Persaingan
di setiap aspek industri ekonomi saat ini menghadapi persaingan kerja yang berbeda dari
yang ada di masa lalu. Laju perubahannya cepat, dan akibatnya, kita menyaksikan
munculnya praktik yang belum pernah dilakukan sebelumnya, tetapi dengan cepat
menjadi norma. Sampai-sampai, dalam konteks skenario kekinian, kita sering
menggunakan istilah “new normal” atau kebiasaan baru sebagai analogi untuk mencirikan
apa yang terjadi saat ini.
Selain itu, akan dibahas secara komprehensif mengenai kinerja sektor ekonomi
terpenting Indonesia dan kondisi pasar modalnya. Istilah “era VUCA” mengacu pada cara
dunia yang ada saat ini menghadapi tantangan masa depan dan bukti nyata dari perubahan
tersebut, sehingga menghasilkan pola pergeseran yang signifikan. Oleh karena itu,
pemahaman akan faktor-faktor yang mempengaruhi investasi dan daya saing Indonesia
juga sangat penting untuk disajikan dalam bab ini. Beberapa faktor internal yang akan
dibahas meliputi kebijakan pemerintah, birokrasi, infrastruktur, sumber daya manusia,

dan inovasi teknologi. Semua hal tersebut akan menjadi dasar untuk membahas kondisi
ekonomi Indonesia dalam era VUCA yang semakin kompleks dan dinamis.
Tantangan dan Hambatan dalam Meningkatkan Investasi dan Daya Saing
Indonesia
Tantangan dan hambatan yang dihadapi Indonesia dalam meningkatkan investasi
dan daya saing, termasuk perubahan dinamika ekonomi global, regulasi pemerintah yang
tidak efektif, birokrasi yang berbelit-belit, kurangnya infrastruktur yang memadai, serta
rendahnya kualitas sumber daya manusia dan kurangnya inovasi teknologi.
Pengembangan wilayah tertinggal juga menjadi isu penting dalam pembangunan daerah
yang memerlukan perhatian khusus. Keterbatasan teknologi dan inovasi seringkali
menjadi kendala dalam pengembangan wilayah tertinggal. Selain itu, potensi sumber
daya alam di wilayah tertinggal juga perlu dimanfaatkan untuk mendukung
pengembangan wilayah. Studi kasus pengembangan wilayah tertinggal di Indonesia juga
dibahas untuk memberikan gambaran tentang keberhasilan dan kegagalan program
pengembangan wilayah tertinggal serta faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan
program tersebut.
Dalam mengatasi gap atau masalah pengembangan wilayah tertinggal, diperlukan
upaya yang terintegrasi dan berkesinambungan antara pemerintah, masyarakat, dan sektor
swasta. Hal ini dapat dicapai melalui implementasi program dan kebijakan yang
mendorong pertumbuhan sumber daya manusia, peningkatan infrastruktur, dan
pemanfaatan potensi sumber daya alam secara bertanggung jawab. hambatan yang perlu
diatasi sebagai bagian dari upaya mendorong investasi dan meningkatkan daya saing
Indonesia, seperti birokrasi yang rumit dan berbelit-belit, tingkat korupsi yang masih
tinggi, kurangnya koordinasi antara pemerintah dan sektor swasta, serta kurangnya akses
terhadap teknologi dan inovasi. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya untuk mereduksi
atau mengurangi hambatan-hambatan tersebut agar dapat menciptakan iklim investasi
yang lebih baik dan meningkatkan daya saing Indonesia di kancah global.
III.
KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan diatas disimpulkan bahwa kondisi ekonomi Indonesia
sedang menghadapi dinamika global yang semakin cepat dalam era VUCA. Hal ini
menghadirkan tantangan dan hambatan yang signifikan dalam meningkatkan investasi
dan daya saing Indonesia, seperti perubahan dinamika ekonomi global, regulasi
pemerintah yang tidak efektif, birokrasi yang berbelit-belit, kurangnya infrastruktur yang
memadai, serta rendahnya kualitas sumber daya manusia dan kurangnya inovasi
teknologi.[5] Namun, dengan adanya pengembangan wilayah tertinggal yang terintegrasi
dan berkesinambungan antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta, serta dukungan
program dan kebijakan yang mendukung pengembangan sumber daya manusia,
peningkatan infrastruktur, serta pemanfaatan potensi sumber daya alam secara
berkelanjutan, Indonesia memiliki potensi untuk mengatasi tantangan dan hambatan
tersebut dan meningkatkan investasi serta daya saingnya. Oleh karena itu, dibutuhkan
upaya yang lebih komprehensif dan berkelanjutan untuk mencapai tujuan tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
-E. A. Purwanto, “Kebijakan Publik Yang Agile Dan Inovatif Dalam Memenangkan Persaingan
Di Era Vuca (Volatile, Uncertain, Complex and Ambiguous),” Molecules, vol. 9, no. 1, pp. 148–
162,2019,[Online].Available:
http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP/article/download/83/65%0Ahttp://w
ww.embase.com/search/results?subaction=viewrecord&from=export&id=L603546864%5Cnhtt
p://dx.doi.org/10.1155/2015/420723%0Ahttp://link.springer.com/10.1007/978-3-319-76
-M. Llewellyn, “Employee retention,” Quarr. Manag., vol. 30, no. 1, pp. 39–42, 2003, doi:
10.1145/1376142.1376139.
-S. Rokhmah, Elsa, A. D. Suganda, and Anita, “Tantangan dan Peluang UMKM Dalam
Membangun Inovasi Bisnis Islami di Era Vuca,” Taskiyya, vol. 23, no. 1, pp. 23–48, 2022.
-E. Purna Yudha and E. Noerbayinda, “Analisis Daya Saing Pisang Indonesia Ke Negara Tujuan
Ekspor Serta Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya,” J. Ekon. Pertan. dan Agribisnis, vol. 7, no.
1, pp. 146–154, 2023, [Online]. Available: https://doi.org/10.21776/ub.jepa.2023.007.01.13
ق ل ۡ ۡل سن ن م ا ل م ي ع ل م Carolus Borromeus Mulyatno, “Jurnal Pendidikan dan Konseling ٥-
.J. Pendidik. dan Konseling, vol. 4, pp. 1349–1358, 2022 “,م ٤ ع ل م ٱ ۡٱ ۡ ۡل ۡي ع ل م ب ۡٱ ل

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button