Lahirkan SOP CHSE Safety Destination, Dispar Prov Sumbar Bekali Penjaga Pintu Rimba
Rabu, 6 Desember 2023
Alahan Panjang, Suaraindependent.id — Guna memberikan rasa aman dan nyaman bagi wisatawan dan pendaki Gunung Talang, Dinas Pariwisata dan Budaya (Disparbud) Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) menggelar pelatihan serta Sosialisasi Implementasi CHSE Safety Destination di Hotel Kayu Putih Alahan Panjang Kecamatan Lembah Gumanti Kabupaten Solok.
Sosialisasi Implementasi CHSE Safety Destination tersebut dilaksanakan selama dua hari, yakni dari tanggal 6-7 Desember 2023. Kegiatan dibuka oleh Kabid Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata, Drs Doni Hendra, MM, dan dampingi oleh Asistasi, SS, Jabfung Adyatama Kepariwisataan dan Ekraf, Richi Amran, SS, MM dan Belly Rozano,SST.Par
Sementara itu, dari Tim Basarnas sebagai nara sumber dihadiri oleh Tri Desyu Herman sebagai ketua Tim, dan didampingi oleh Jefri Hunter dan Vivin Hans Prima. Sebagai peserta sosialisasi, diikuti oleh Penggiat Wisata Gunung Talang, Pokdarwis se Kabupaten Solok, Geopark Kabupaten Solok, penjaga pintu masuk Gunung Talang dan KPA Gunung Talang
Kabid Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata, Drs Doni Hendra, MM menyebutkan bahwa program CHSE ini bertujuan, bagaimana kita mampu menciptakan destinasi wisata Gunung Talang ini sehat, bersih, aman dan nyaman
Apa itu CHSE,? ujar Kabid Doni. “CHSE adalah penerapan protokol kesehatan yang berbasis pada Cleanliness atau Kebersihan, Health atau Kesehatan, Safety atau Keamanan dan Environment Sustainability atau Kelestarian Lingkungan”
Disebutkan Doni, di segi kesehatannya, bagaimana nanti para pengelola mampu menjaga kesehatan para pendaki. Dan bagaimana pengelola mampu memberikan safety kepada para pendaki dan wisatawan Gunung Talang
Melihat dari beberapa kejadian belakangan ini, kami dari Dinas Pariwisata Provinsi Sumbar berharap, 5 pintu masuk yang ada di gunung talang ini, pengelolanya lebih siap hendaknya untuk melayani dan memberikan rasa aman yang lebih baik terhadap para pendaki
“Kita yakini, pada Nataru 2024 besok, Gunung Talang akan melimpah dan akan menjadi incaran bagi para pendaki”
Kalau pengelola tidak siap, tentu ini akan merugikan kita. Mengantisipasi hal tersebut, pada hari ini kita datangkan Basarnas Provinsi Sumbar untuk memberikan Safety Destination, ucap Kabid.
Dengan dibekalinya pengelola dengan Safety Destination, kita berharap pengelola mampu memberikan pertolongan pertama terhadap korban. Kalau pengelola ke 5 pintu masuk Gunung Talang mampu memberikan pertolongan pertama, para pendaki akan mempunyai kepercayaan terhadap pengelola Gunung Talang
Selain Basarnas, kita juga datangkan nara sumber ahli digitalisasi dengan materinya, digital marketing. Targetnya, bagaimana kita sebagai pengelola destinasi mampu menjual sendiri apa yang kita punya dengan bercerita tentang hospitality, bercerita tentang transparansi, bercerita tentang pelayanan, sehingga pengunjung itu yakin untuk datang
“Karna Gunung Talang ini sudah menjadi kawasan yang lebih baik, kami dari Dinas Pariwisata Prov Sumbar berkewajiban untuk turut serta menatanya. Kita wajib memiliki SOP, ada transfaransi di pintu masuk, ada tata tertib bagi pendaki”
Hendaknya, sambung Doni. Peserta pelatihan ini mampu menyerap semua materi yang ada, dan tahun depan kita akan evaluasi kembali, apakah pengelola Gunung Talang mampu menerapkan semua yang didapatkan hari ini, ucapnya.
Terkait peralatan safety dan perlengkapan pendakian, kita tidak bisa berharap banyak kepada APBD Prov Sumbar. Karena dana murni APBD tidak mencukupi untuk menyediakan itu,
“Silahkan ajukan usulan dan permintaan ke DPRD Prov Sumbar. Nanti dari DPRD, berikan anggaran tersebut ke Dinas pariwisata, dan kami akan berikan peralatan sesuai kebutuhan,” pungkas Kabid Doni.
Tri Desyu Herman selaku Komandan tim Basarnas sebagai pemateri berharap ada output yang dikejar dari kegiatan sosialisasi implementasi CHSE yang diadakan oleh Dinas Pariwisata Provinsi Sumbar ini,
“Kepada peserta sosialisasi yang berasal dari gabungan penjaga pintu rimba atau yang biasa kita kenal dengan guide ini, hendaknya mampu menjaga keamanan dan kenyamanan para wisatawan yang akan mendaki Gunung Talang”
Tri menyebutkan, dalam peningkatan SDM guide, kita dari Basarnas akan bekali dengan materi media dasar. Ketika terjadi trouble dijalur pendakian, penjaga pintu rimba mampu memberikan tindakan medis awal
Dalam materi tersebut juga memuat bagaimana memberikan survive ketika terjadi kondisi yang abnormal, atau sesuai dengan slogannya STOP yang biasa kita gunakan di survive janggal rescuenya yaitu suite, tingking, observasi dan planning
Ketika terjadi trouble pada medan yang memiliki ketinggian dan jurang yang dalam, hingga seluruh akses tertutup, peserta akan kita bekali dengan haigh hunger rescue teknik, terang Tri.
Dikatakannya, dalam mendukung sosialisasi implementasi CHSE ini, kita berharap ada feedback yang didapat para pendaki, yakni terciptanya kondisi bersih, nyaman dan aman
Terkait SOP, ungkap Tri. Itu merupakan sebuah kejaran output dari pelatihan ini, yang mana akan melahirkan berbagai poin yang bisa kita sepakati dan menjadi sebuah kesepahaman kita bersama untuk dilaksanakan ketika kegiatan pendakian ataupun pendampingan wisatawan di Gunung Talang
SOP tersebut bisa dilahirkan oleh para penggiat Wisata, guide atau penjaga rimba untuk dapat dilegalkan oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Solok serta Dinas Pariwisata Provinsi Sumbar, terang Tri. (Billy@nsi-id)