Seni Dan Budaya

Sejarah Singkat Seni Beladiri Pencak Silat Padepokan Tajiwulung Galunggung

KABUPATEN TASIKMALAYA, suaraindependentnews.id – Tajiwulung adalah nama seorang tokoh Sunda Galuh Galunggung yang hidup di abad 7 Masehi, beliau adalah adik dari Prabu Tajimalela putra dari Eyang Prabu Guru Aji Putih putra Rd. Bimaraksa (Balangantrang) Panglima Kerajaan Sunda Pakuan yang merupakan anak dari Rd. Jantaka (Resi Danumaya) yang adalah adik kandung dari Eyang Resi Batara Hyang Semplakwaja Galunggung.

Eyang Tajiwulung seangkatan dengan Rd. Santika (Rahyang Cihung Manarah/Ciung Wanara) Putra Prabu Dipermana Kusumah (Resi Sukresi) putra Rd. Purbasora (Salah satu Raja Galuh) yang merupakan Anak dari Eyang Prabu Resi Batara Hyang Semplak Waja.

Semasa hidupnya, Eyang Rd. Tajiwulung sangat mencintai keilmuan, terutama ilmu Kanuragan dan ilmu perang, sehingga tak heran jika beliau mahir memainkan berbagai macam senjata, terutama senjata tombak.

Beliau tidak tertarik dengan pemerintahan, hidupnya hanya berkelana dan mempelajari berbagai ilmu beladiri. Sampai pada akhirnya beliau bermukim dan NgaHyang (Tilem) di Galunggung.

Dari sanalah Padepokan ini di beri nama Tajiwulung Galunggung, sebagai bakti dan penghormatan kepada leluhur yang telah mewariskan seni budaya silat kepada kita para generasi penerusnya secara turun temurun.

Berawal dari Kang Toto Daryanto (Rd. Rangga Kusumah Yuda) yang lebih akrab dipanggil Abah Toto. Beliaulah yang mewarisi Ilmu Tajiwulung dari Kakeknya dari Buyutnya, yang pada tahun 2010 berinisiatif untuk mengabadikan ilmu Tajiwulung itu kepada publik dengan tujuan melestarikan budaya.

Maka pada Tanggal 11 Oktober 2010 didirikanlah Padepokan Tajiwulung Galunggung oleh Abah Toto bersama Ari Wijaya (Bang Ari/A’ Ari) di Tasikmalaya sampai sekarang. Meski secara formal saat itu belum diresmikan dengan SK Menkumham, namun sudah berdiri cabang di beberapa kota di Jawa Barat seperti Ciamis, Bandung, Cianjur, Sukabumi dan Banten.

Alhamdulillah di Tahun 2017, Padepokan Tajiwulung Galunggung dalam hal ini sudah dilegalkan dengan Akta No. 06/07-06-2017 dan SK Menkumham No. AHU -0009260.AH.01.07 Tahun 2017 dalam Wadah Perkumpulan dengan nama Padepokan Tajiwulung Galunggung.

Dimana hal tersebut di prakarsai oleh :
1. Abah Toto Daryanto.
2. Ari Wijaya.
3. Abah Nalendra.
4. Abah H. Apip Ipan Permadi.
5. HR. Dadan Mochendar.
6. Dana Agus Sudarna.
Dihadapan Notaris Mulyadi Shirad, SH., MH.

Berdasarkan historis tersebut diatas, maka pada Tanggal 11 Oktober ditetapkan sebagai Hari Jadi/Milad Padepokan Tajiwulung Galunggung.

Demikian sejarah singkat Padepokan Tajiwulung Galunggung ini kami buat agar bisa dipahami oleh semua Pengurus khususnya dan Anggota serta Keluarga Besar Tajiwulung pada Umumnya.

Mohon do’a restu dan dukungannya dari semua pihak, terutama dari para kasepuhan Sunda dimanapun berada, bahwa dalam waktu dekat kami berencana meresmikan cabang-cabang di beberapa wilayah kabupaten/kota di wilayah kesatuan Republik Indonesia. (Abahna Nalendra Pengurus Padepokan Tajiwulung Galunggung, Selasa, 22 Februari 2022, Editor by [email protected]).

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button