KOREM 062/TN KODAM III/SLW

Danrem 062/TN Menghadiri Upacara Puncak Peringatan Hari Infanteri TNI AD Ke 74 Tahun 2022

BANDUNG, suaraindependentnews.id – Danrem 062/Tn Kolonel Inf Asep Sukarna, S. Sos., S.I.P., M.M menghadiri Upacara Puncak Peringatan Hari Infanteri TNI AD Ke-74 Tahun 2022 bertempat di Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat, Jalan Dipati Ukur No. 48 Kota Bandung, Senin, 19 Desember 2022.

Kasdam III/Slw Brigjen TNI Widjanarko pimpin upacara Puncak Peringatan Hari Infanteri TNI AD Ke-74 Tahun 2022 yang digelar di Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat.

Upacara diselenggarakan secara sederhana namun khidmat, diwarnai penampilan, “Pasukan Tradisional Tahun 1945 atau Tentara Tempo Doeloe”, sebagai kilas balik perjuangan rakyat Indonesia yang bergabung dalam Ketentaraan di masa lampau. Selain itu juga pada rangkaian Tradisi tersebut, terdapat kegiatan minum air kelapa muda dan pembelahan buah kelapa muda oleh Irup, dilanjutkan penyerahan simbol Yuddha Wastu Pramuka Jaya dan Penandatanganan Naskah serah terima.

Bertindak selaku Komandan Upacara Letnan Kolonel Inf Edi Ristriyono, S.Pd., M.I.P. Dan Secaba Rindam III/Siliwangi.

Danpussenif TNI AD Letnan Jenderal TNI Arif Rahman, M.A., dalam amanat tertulisnya yang dibacakan Kasdam III/Slw Brigjen TNI Widjanarko mengatakan bahwa, latar belakang historis lahirnya hari Infanteri tidak terlepas dari keberhasilan perang gerilya di bawah komando Panglima Besar Jenderal Sudirman. Berdasarkan Keputusan Panglima Besar Jenderal Sudirman yang tertuang dalam Perintah Kilat No. 1/pb/d/48 tanggal 19 desember 1948, perang gerilya dilaksanakan oleh Angkatan Perang yang didukung penuh oleh rakyat ditiap-tiap kantong perlawanan (wehrkreise).

Lanjut dikatakannya, Panglima Besar Jenderal Sudirman memimpin langsung para pejuang saat melawan Belanda. Dengan menggunakan senjata tradisional dan perlengkapan perang yang terbatas, para pejuang kita mampu mengatasi tentara Belanda yang sudah memiliki senjata modern. metode perlawanan yang diterapkan yaitu serbu dan lari (hit and run) berasal dari basis gerilya yang tidak mengenal waktu operasi.

“Para pejuang melakukan penyerangan ke pos-pos yang dijaga Belanda atau saat konvoi. Taktik tersebut membuat Belanda bingung dan kewalahan, karena mendapat serangan tiba-tiba. Para pejuang bergerak atau berpindah dari satu tempat ke tempat lain dengan cara berjalan kaki. Strategi dan taktik tersebut membuat pasukan Belanda lemah dan kalah, sehingga mereka terpaksa mundur”, jelasnya.

Peristiwa tersebut bisa diambil nilai-nilai untuk diteladani yaitu jiwa nasionalisme, cinta tanah air, rela berjuang, pantang menyerah dan manunggal dengan rakyat. nilai-nilai tersebut harus selalu terpatri dalam jiwa dan sikap serta perilaku setiap prajurit korps Infanteri.

Diakhir amanatnya, Danpussenif TNI AD menginstruksikan agar seluruh prajurit Korps Infanteri mampu menjadi pelopor dalam mengatasi kesulitan rakyat di sekitarnya. Selain itu, untuk selalu berdiri kokoh di atas pondasi jati diri prajurit sebagai tentara rakyat, tentara pejuang, tentara nasional dan profesional. Selain itu, tingkatkan semangat jiwa korsa yang positif, namun jangan sampai terjebak dalam jiwa korsa yang sempit.

Kegiatan diakhiri dengan pembagian 50 paket sembako kepada para Peteran dan perwakilan masyarakat.

Tampak hadir pada upacara tersebut diantaranya Wadanpussenif TNI AD, Dirdik Seskoad, Irseskoad, Irkodiklad, Irdam III/Slw, Kasgartap II Bdg, para pejabat utama Kodam III/Slw, Wadan Pusdiklatpassus, Danbrig 15 Kujang II, Dandim 0618 /Kota Bandung, serta para Perwira Tinggi dan Kolonel Kecabangan Infanteri. (Penrem 062/TN, Editor by [email protected]).

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button