HUKUM & HAM

Diduga Ada Konspirasi Oknum Dosen Dan Oknum Imigrasi Kelas II TPI Pematang Siantar Dalam Meloloskan Paspor

SIMALUNGUN || suaraindependentnews.id – Setelah penelusuran panjang terkait penerbitan paspor yang diduga sarat penyimpangan akhirnya berdasarkan keterangan dan hasil konfirmasi kepada Rektor USI yaitu Dr. Sarintan Efratani Damanik, M.Si (4/10) menyampaikan melalui pesan singkat WhatsApp yang membenarkan bahwa atas nama Yulita Santa Nova Girsang dan Dr.Yuliani Saragih yang merupakan penjamin keberangkatan AAP keluar negeri adalah dosen di universitas USI pematang siantar, dalam pesan singkatnya menyampaikan Setelah saya telusuri ternyata tidak ada sangkut pautnya dengan Universitas, tks.

Namun ketika ditanyakan kembali apakah kedua oknum tersebut adalah benar dosen di USI, Sarintan membenarkan dengan menjawab “iya”.

Informasi dan berita maraknya human trafficking di Negara tersebut menjadi alasan untuk Hidayat Tanjung yang merupakan humas imigrasi kelas II TPI Pematang Siantar tidak membenarkan keberangkatan ke negara tersebut.

Dalam keterangannya Hidayat menyebut bahwa dengan alasan apapun karena sudah terlanjur menyampaikan bahwa akan berangkat ke Negara Kamboja maka tidak diperkenankan untuk pengurusan paspor.

Namun sungguh tidak profesional berselang 2 hari tepatnya di hari senin 18 September 2023 dengan orang yang sama untuk mengurus pembuatan paspor justru berhasil karena ada oknum dosen yang menjadi penjamin meski sebelumnya AAP sudah pernah ditepis atau ditolak oleh Hidayat yang merupakan pegawai imigrasi sekaligus humas di instansi pemerintahan tersebut pada saat bertemu diruangannya.

Anehnya lagi Dayat menelepon wartawan (4/10) mengarahkan untuk bertemu di kantor imigrasi untuk melakukan konfrontir namun bukan dengan oknum dosen tersebut tapi ada Boru Regar yang disebut Dayat juga adalah sebagai penjamin.

Sayangnya kepala kantor Imigrasi kelas II TPI pematang siantar Yusva Aditya hingga saat ini tidak mau memberikan keterangan pada wartawan terkait persoalan tersebut, bahkan wartawan yang selalu berulangkali menelpon ke nomornya tidak diangkat, pesan singkat WhatsApp juga tidak pernah dibalas terkesan seperti apatis dan tidak mau tahu dengan begitu masyarakat dapat berasumsi bahwa WBK dan WBBM hanyalah slogan semata. (ws).

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button