Pemerintahan

Signifikan, Angka Stunting Di Kab Solok Turun 15,9 %, Kepala BKKBN RI Berikan Apresiasi

Bupati Solok H Epyardi Asda dan Ketua BKKBN RI Perwakilan Provinsi Sumatera Barat, Fatmawati

Kamis 16 Februari 2023

Kab Solok, Suaraidenpendent.id — Berhasil menurunkan angka stunting dengan signifikan, dari 40,1 persen menurut SSGI pada tahun 2021, menjadi 24,2 persen pada tahun 2022. Pemkab Solok mendapat apresiasi dari BKKBN RI Perwakilan Provinsi Sumatera Barat.

Penurunan stunting tersebut mencapai angka 15,9 persen, menurut Kepala BKKBN RI, Fatmawati itulah yang menjadikan Kabupaten Solok mendapat prediket terbaik penanganan Stunting di Sumatera Barat dibawah Komando Bupati Epyardi Asda, dengan Solok Super Timnya.

Hal itu disampaikan Fatmawati pada saat Pembukaan Rapat Koordinasi Tim Penanganan Penurunan Stunting Kabupaten Solok tahun 2023 di Arosuka, Kamis (16/2)

Tidak hanya itu, menurut Fatmawati lagi, Kabupaten Solok juga termasuk terbaik tingkat Nasional dalam Audit Stunting.

Kami sangat mengapresiasi Kabupaten Solok yang mengalami penurunan stunting sebesar 15,9 persen, dari 40,1 persen pada tahun 2021 menjadi 24,2 persen pada tahun 2022. Dan Kabupaten Solok terpilih menjadi salah satu Kabupaten Terbaik dalam pelaksanaan Audit Kasus Stunting secara Nasional di Tahun 2022 ini”

Kita ketahui bersama bawa target dari Bupati Solok sendiri, melalui misi “Mambangkik Batang Tarandam, menjadikan Kabupaten Solok Terbaik di Sumatera Barat.” Tentang Stunting Bupati Solok juga memasukan pada misi ke 5 yaitu Meningkatkan pembangunan Sumber daya manusia yang berkualitas dengan indicator sasaran angka prevalensi Stunting 15% di tahun 2023, 14% di tahun 2024, 13,50% ditahun 2025, dan 13 % di tahun 2026. Tentu dengan demikian sudah sesuai dengan target Nasional bisa tercapai pada tahun 2024 mendatang, ungkap Fatmawati.

Ia juga menyampaikan, bahwa intervensi stunting harus dimulai dari hulu, yaitu kepada remaja dan calon pengantin, pemantauan kepada ibu hamil sampai usia anak dibawah dua tahun. Selain itu menurut Fatmawati intervensi juga dilakukan pada pasangan usia subur, diperlukan pelayanan KB pasca melahirkan, edukasi pengasuhan anak dan kasih saying yang penuh terhadap anak

Kemudian pada saat anak umur balita, harus dipastikan mendapatkan ASI ekslusiv, Imunsasi lengkap, vitamin, dan pemberian manan tambahan yang kaya protein.

Menurutnya, Kabupaten Solok yang merupakan sentra pertanian, sangat memungkinkan penurunan stunting akan berhasil dengan baik. Kualitas beras Solok yang mengandung protein tinggi, ditambah lagi sayur mayurnya yang segar, lokasi peternakan juga memungkinkan, adalah mendukung sumber gizi di Kabupaten Solok tercukupi dengan baik, tutupnya.

Ditempat yang sama, Bupati Solok Epyardi Asda, mengatakan, pada tahun 2023 ini Kabupaten Solok bertekan menjadikan angka stunting turun menjadi 10 persen. Dari 40,1 persen mampu diturunkan menjadi 24,2 persen, maka dari 24,2 persen Kabupaten Solok bertekad akan turunkan menjadi 10 persen.

Kalau kita bisa menurunkan dari 40,1 menjadi 24,2 persen, kenapa kita tidak bisa turunkan dari 24 menjadi 10 persen. Ini tantangan buat kita semua,” tantang Epyardi.

Senada dengan itu, Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting Kabupaten Solok, Medison menyebutkan dalam penurunan stunting ke depan dibutuhkan aksi-aksi kaloboratif, bukan hanya normatif dan teoritis. Diperlukan tindakan yang jelas dan terukur, bukan hanya dalam aspek-aspek serimoni saja, tegasnya. (Billy@nsi-id)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button